v a n i l l a t a e
FF WooGyu INFINITE / Saranghae My Bodyguard !! / Part 2 of 2
Senin, 10 Desember 2012 • 04.45 • 0 comments
Ini Link Part 1nya -> Part 1

Main Cast : Nam Woohyun & Kim Sunggyu
Support Cast : other INFINITE member
Genre : Yaoi, Boys Love, action dll
Summary : Tugas ku hanya untuk melindungimu tidak untuk mencintaimu *sumarry gagal*
Length : 2 of 2
Rated : PG 15



“Woohyun~ahhh!!!!!! Awas di belakangmu~~!!!! Tiba tiba terdengar suara teriakan yang sangat keras dari dalam mobil.

Part 2

Sontak Woohyun membalikan badannya dan “Akhhhhh!!!” Woohyun berteriak kesakitan ketika sebuah pisau tajam berhasil menancap sempurna di perut sixpacknya, Woohyun menutup matanya dan menggigit bibir bawahnya menahan sakit yang teramat perih kembali darah segar mengalir dari perutnya bahkan mulutnya kini mengeluarkan darah. Seragamnya yang tadi masih bersih sekarang telah kotor dengan darah dan keringat.

Pria itu mendekatkan wajahnya di telinga kiri Woohyun dan membisikan sesuatu “Yahhh! tadi sudah saya bilang serahkan Kim Sunggyu atau kau akan mati ditanganku” bisik pria itu sembil mengeluarkan senyuman evilnya.
“ s...sampaaii kkkaapan pun a..aaku ti..dak akan memberikannya keepaadaamu kesekiaa~!!!” suara Woohyun bergetar karena luka di perutnya.
“oooohh! rupanya kau ingin bermain main denganku” ucap pria itu yang masih memegang pisau yang menancap di perut Woohyun.
“ngiung.. ngiung..ngiung~~~” tiba tiba dua mobil polisi datang dan pria itu terlihat sangat panik.
“akkhh!!~~~” Woohyun kembali menjerit ketika pria itu dengan cepat melepaskan tusukannya.
“ingat ini belum berakhir” Pria itu membisikan sebuah peringatan pada Woohyun dan ia langsung menaiki mobil tuanya dan melaju dengan cepat ke arah jalanan.

Dengan cepat Sunggyu langsung turun dari mobil ia meremas rambut coklatnya khawatir dan membelalakan matanya katika ia melihat bodyguardnya yang tengah sibuk menahan darah yang keluar dari perutnya.

“Hyung.... kiitaa haruss cepat kabur dari sini, polisi akan menangkap kita~!” ucap Woohyun yang telah menyadari kehadiran Sunggyu.
“N..n..ne” Sunggyu langsung membawa Woohyun ke mobil, Sunggyu mengambil tangan kiri Woohyun dan meletakannya di pundak kirinya sedangkan tangan kanan Sunggyu memegang erat pinggang Woohyun.
Perlahan namun pasti mereka berjalan menuju mobil ferrari putih yang dari tadi telah terparkir. Sunggyu mendudukan tubuh Woohyun kali ini Sunggyu yang akan menyetir.

*Saranghae My Bodyguard !!*

“Woohyun~ahh tahan sebentar eoh, kita akan ke rumah sakit!” gumam Sunggyu lirih sambil sesekali mengarahkan pandangannya pada Woohyun, Woohyun hanya memejamkan mata menahan sakit dan meyandarkan kepalanya ke punggung kursi mobil sembil menekan kuat luka tusukannya itu.
“H..hyungg bisakah kita langsung ke rumah saja?!” pinta Woohyun dan menatap Sunggyu yang sedang menyetir di sampingnya.
“Ya..!! Ke rumah bagaimana?! Lihat kondisimu sudah sangat parah!” bentak Sunggyu.
“H..h..hyung! Jebalyo!!” ucap Woohyun lirih, ia kembali menutup matanya dan menggigit kuat bibir bawahnya menahan perih saat ini Wajah Woohyun telah pucat pasih . Sunggyupun mau tidak mau harus memenuhi permintaan Woohyun, tiba tiba Sunggyu menghentikan aktivitasnya menyetir ia melirik tangan kanan Woohyun yang telah berbalut darah akibat menahan luka tusukannya sesekali darah berhasil lolos dari tangan Woohyun dan mengakibatkan darah segar kembali mengalir membasahi tangannya, Sunggyu dengan cepat merobek seragam bagian lengannya dan dilipat membentuk persegi. Sunggyu melepaskan tangan Woohyun yang tengah sibuk menahan lukanya dan meletakan sobekkan seragamnya di luka Woohyun.
“Woohyun~ah, kau harus menahannya dengan ini..” Ucap Sunggyu dan memegang lembut pipi pucat Woohyun.
“Gomawoyo” balas Woohyun sambil tersenyum

Beberapa menit kemudian mereka pun tiba di rumah, Sunggyu dengan cepat langsung membopong Woohyun ke kamar.
“Hyung.. tolong ambilkan obat obatan” pinta Woohyun
“ne. Araseo” Sunggyu mengangguk patuh.
Sunggyu pun membawakan obat obatan yang Woohyun minta dan menaruhnya di atas bed king sizenya. Woohyun mengangkat seragamnya sampai dada dan di olesnya cairan antiseptik terlebih dahulu kemudian ia mulai bergulat dengan obat obatan tradisional yang tadi Sunggyu bawa, Sunggyu sesekali menelan salivanya dan menyipitkan matanya akibat aktivitas Woohyun yang menurutnya sangat mengerikan.
“Woohyun~ah! Apa kau bisa melakukannya? Tanya Sunggyu khawatir
“Aigoo~~ hyung kau meragukanku yah? Aku telah terbiasa dengan luka luka seperti ini” Jawab Woohyun, ia menggigit bibir bawahnya ketika mengoleskan obat obatan tradisional yang sudah ia racik.
Setelah selesai bergulat dengan obat obatan itu Woohyun pun mengganti seragamnya yang telah berlumuran darah dan ia bersiap untuk istirahat.
“Woohyun~ah berbaringlah....” Ucap Sunggyu, ia pun membantu Woohyun untuk berbaring. Setelah Woohyun menutup matanya ia merasa ada aneh pada kepalanya dan Woohyun pun memutuskan untuk membuka kembali matanya ia mendapati Sunggyu tengah sibuk mengusap lembut rambut hitamnya.
“kenapa kau bangun...?” tanya Sunggyu yang masih sibuk mengusap rambut Woohyun.
“emmhhh aaa....nniii” balas Woohyun gugup, kali ini Woohyun sibuk mengatur detak jantungnya yang sedari tadi berdegup kencang
“Woohyun~ah.. gomawo karena telah melindungiku, jinjja gomawo” ucap Sunggyu dari lubuk hatinya paling dalam
“hyung tak perlu berterima kasih ini sudah menjadi tugasku, melindungimu dan mematuhi segala keinginan mu” jawab Woohyun sembari mengeluarkan senyumannya yang manis Sunggyu membalas senyuman hangat Woohyun kali ini tangan Sunggyu sudah berpindah ke jari jari Woohyun, ia mempautkan jari jarinya di sela sela jari Woohyun.
“Woohyun~ah kau yakin bisa mematuhi segala keinginanku?” tanya Sunggyu penasaran
“emmmhh” dengan cepat Woohyun mengangguk
“Kalau begitu, bisakah kau mencintaiku??” Sunggyu menatap dalam Wajah Woohyun yang kini telah merah bak bunga mawar yang baru saja mekar.
“emhh, itu.. aku... hyung tugasku hanya untuk melindungimu tidak untuk mencintaimu, jinjja mianhaeyo” pandangan Woohyun menjadi sedikit kabur akibat air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Sunggyu menundukan kepalanya ia sangat kecewa ketika menerima jawaban yang ia tak inginkan dari Woohyun.
“geure..” Sunggyu berusaha tersenyum dan keluar dari kamar Woohyun.

*Saranghae My Bodyguard !!*

Satu bulan pun berlalu kondisi Woohyun sudah 100% pulih dan Woohyun menjalani tugasnya dengan baik yaitu menjaga hyungnya dan mematuhi segala perintahnya, hanya ada satu permintaan dari Sunggyu yang tidak bisa ia tepati yaitu mencintainya tapi seiring berjalannya waktu Woohyun tidak bisa lagi untuk membohongi perasaannya, sedikit demi sedikit rasa suka sudah bersarang di hati kecil Woohyun tapi Woohyun terlalu malu untuk mengungkapkannya.
“Woohyun~ah! Woohyun~ah!!” suara teriakan Sunggyu membahana di lantai dua rumahnya.
“Waeyo hyung?” tanya Woohyun polos
“Sebentar kita keluar yuk?” ajak Sunggyu
“huh? Kemana hyung?” tanya Woohyun bingung
“Aigoo~~ tak usah banyak tanya, eoh!” jawab Sunggyu sambil memberikan wink mautnya pada Woohyun.

Pukul 19:01, Malam pun tiba kedua namja tampan bak malaikat itu sibuk merapikan dirinya masing masing. Dari tadi Woohyun bingung kenapa hyungnya mengajak ia untuk keluar pada malam hari, sedangkan Sunggyu dari tadi ia sibuk menyusun kata kata untuk ia sampaikan sebentar pada Woohyun, ya Sunggyu mau nembak Woohyun (Yeay! Sunggyu~ya Hwaiting!^^)
“Hyung, sebenarnya kita mau kemana sih?” Tanya Woohyun lagi, kini ia sudah bertengger di depan kamar Sunggyu.
“Hanya jalan jalan saja kok.” Jawab Sunggyu dengan ekspresi datar sembari merapikan poni coklat almondnya yang sealis itu.
“ahh~” Woohyun pun mengangguk.

[Backsound: 60 seconds – Kim Sunggyu]
Mereka pun tiba pusat kota seoul, saat ini pusat kota sangat ramai banyak orang yang datang bersama pasangannya lampu jalan bertebaran dimana mana menerangi para pejalan kaki saat ini pun lampu lampu berwarna warni disetiap toko telah menyala semua, sesekali terdengar ledakan kembang api yang menambah meria suasana.
Sunggyu dan Woohyun pun tengah sibuk menelusuri pusat kota seoul saat ini suasana antara kedua namja itu sangatlah berbeda dengan suasana pusat kota seoul suasana antara kedua namja itu sangatlah canggung mereka berdua hanya berjalan sambil mengedarkan pandangan ke kanan dan kiri tidak ada percakapan antara mereka hanya terdengar suara suara ledakan kembang api dan suara kaki mereka yang sedang berjalan. Tanpa sadar karena jarak mereka semakin dekat tangan kedua namja itu pun saling bergesekan satu sama lain. Woohyun pun kaget dan perlahan lahan langsung melirik Sunggyu jantung Woohyun berdetak semakin kuat, Sunggyu yang menyadari hal itu tak menunggu lama ia langsung memasukan jari jarinya di sela sela jari Woohyun dan menggenggam erat tangan Woohyun.
“jangan terlalu nerver, biasa aja” ucap Sunggyu datar
“ah~~ ne!” balas Woohyun.
Sekitar beberapa menit mereka berjalan Sunggyu pun memberhentikan langkah kakinya ia menundukan kepalanya dan menutup mata sejenak.
“Woohyun~ah” panggil Sunggyu pada Woohyun yang sudah berjalan melewatinya.
“Hyung~~ waegeure? Kemarilah” teriak Woohyun.
“aniya~~ kau kemarilah” Woohyun pun mendekat ke arah Sunggyu, sekarang ia tepat berdiri di depan Sunggyu, Sunggyu perlahan mengangkat kepalanya kemudian Sunggyu meletakan kedua tangannya tepat di kedua telinga Woohyun.
“Hyuu----.” Belum sempat melanjutkan kata katanya tiba tiba dengan cepat bibir tipis Sunggyu sudah menyambar bibir tebal Woohyun refleks Woohyun langsung menutup kedua matanya, mereka berciuman di tengah kerumunan pengunjung mereka tidak memperdulikan para pengunjung pengunjung itu yang sekarang telah menatap aneh kedua namja itu.
“Hyung~~ apa yang kau lakukan?” tanya Woohyun setelah Sunggyu melepas ciumannya
“kenapa? Kau marah??” jawab Sunggyu perlahan menurunkan kedua tangannya dari telinga Woohyun.
“Ani~~ aku hanya” Woohyun pun menundukan kepalanya dan dengan cepat Sunggyu langsung menangkat kepala Woohyun dengan tangan kanannya.
“Woohyun~ah! Jebal~~ maukan kau mencintaiku?? Tanya Sunggyu lirih
“jabal~~ ini adalah permintaan terahirku untukmu!” lanjut Sunggyu
“Hyung, rasakanlah detak jantungku” Woohyun mengambil tangan kanan Sunggyu dan diletekan tepat di dadanya.
“duk dak duk dak duk dak” Sunggyu bisa merasakan detak jantung Woohyun yang dari tadi berdegup kencang.
“Hyung~ hanya denganmu aku bisa merasakan perasaan seperti ini, jadi bagaimana bisa aku menolakmu” ujar Woohyun dengan senyuman kecil di wajahnya.
“Saranghae Nam Woohyun!!” Sunggyu dengan cepat menarik Woohyun kedalam pelukannya yang hangat.
“Nado Saranghae Kim Sunggyu hyung” balas Woohyun.
[Backsound 60 seconds END]
Sekarang Sunggyu dan Woohyun sudah resmi menjadi sepasang kekasih merekapun terus menelusuri jalanan lurus di pusat kota seoul tak ada lagi kecanggungan di antara mereka dan tangan kedua namja itu pun dari tadi saling berpegangan.
“Hyung~ ini kan hari jadian kita, gimana kalau kita rayain?” usul Woohyun
“yaissss! Kau ini... baiklah~~ kalau begitu gimana kalo kita rayain dengan americano aja?” jawab Sunggyu sambil menatap Woohyun.
“eh? Americano? Hyung yang romantis dikit dong! Kalo aku baca FF mereka selalu mengajak para uke ke restoran bintang lima aku juga mau gitu hyung” kata Woohyun manja.
“Yahhh!!!!” teriak Sunggyu dengan nada 7 octafnya
“aishhh araeso araeso!! Jawab Woohyun kesal
Sunggyu pun menyuruh Woohyun pergi ke cafe terdekat dan membeli dua americano.
“Ajussi, beri aku dua americano” pinta Woohyun pada seorang ajussi yang menjaga cafe itu.
“Ne, jamsimanyo”

Beberapa menit kemudian Woohyun pun telah mendapati dua americano tersebut dan menuju ke tempat Sunggyu berada.

“aishh jinjja, Sunggyu hyung pasti akan marah karena aku lama membeli dua americano ini” keluh Woohyun di tengah perjalanannya.
Setelah tiba di tempat tujuannya Woohyun berhenti sejenak dan mengedarkan pandangannya kesana kemari badan Woohyun terasa membeku ketika ia tidak melihat sosok yang ia cari tangannya bergetar mengakibatkan dua americano yang ia pegang jatuh dan berserakan di tanah. Dengan cepat Woohyun langsung berlari mencari Sunggyu kaki Woohyun sibuk berlari matanya juga sibuk melirik lirik ke kiri dan kanan sedangkan mulutnya dari tadi sibuk berteriak kata Sunggyu hyung berulang ulang.
“hosh...hosh...hosh~~ Sunggyu hyung kau dimana?!” gumam Woohyun pelan sambil terus berlari, kini pandangan Woohyun menjadi kabur akibat air bening yang melapisi pelupuk matanya. Woohyun berhenti di ujung jalan ia memutar mutar badannya matanya sibuk mengedarkan pandangan di setiap sisi pusat kota seoul ia menuju salah satu toko berharap para penjaga itu melihat Sunggyu.
“Annyeonghaseyo, ajuma~ apa kau melihat orang ini?” tanya Woohyun yang memperlihatkan foto Sunggyu yang ada di Samsung SIII nya.
“ummm~~ mianhae aku tidak melihatnya” balas ajuma itu
Setelah mendapat jawaban yang mengecewakan dari ajuma itu Woohyun pun terus mencari Sunggyu, Woohyun menelusuri semua jalanan yang ada di pusat kota seoul.
“hosh...hosh..hosh~~ Woohyun terus berlari nafasnya tidak beraturan dan kakinya serasa mau patah.
“Trrrt Trrt Trrrrtt” tiba tiba hp Woohyun bergetar dan Woohyun menghentikan aktivitasnya, Woohyun menenangkan dirinya dan mengatur nafasnya kemudian ia mengangkat hpnya.
“Yeoboseo”
“ha...ha..ha! Kenapa? kau lelah? Tanya seseorang dari telepon Woohyun.
“...” tak ada jawaban dari Woohyun ia mengerutkan keningnya bingung.
“Apa kau mencari namjachingumu? Sekarang Kim Sunggyu berada bersamaku” ucap pria itu bermaksud menggoda Woohyun.
Woohyun kaget dan mebelalakan matanya ketika ia mengetahui keberadaan Sunggyu.
“ya isekkia~!! Jangan berani kau menyentuhnya~!!” teriak Woohyun.
“Cepatlah kemari jika kau ingin namjachingumu selamat~!” ucap pria itu.
“yah!! Cepat beri tau aku dima------ *tit tit tit* Pria itu langsung mematikan hpnya.
“mwoya!!” gumam Woohyun pelan
“Trrt Trrt Trrt” tiba tiba ada pesan masuk di hp Woohyun, ternyata pesan itu adalah alamat dimana Sunggyu berada.
Secepat kilat Woohyun langsung berlari menuju tempat itu.
“tap tap tap” Woohyun terus berlari, wajahnya penuh dengan keringat poninya juga sudah setengah basah akibat keringat.
Setelah beberapa menit Woohyun berlari, Woohyunpun tiba di tempat tujuannya ia tiba di sebuah gedung tua yang sudah lama tidak digunakan suasana di tempat ini sangat sepi hanya ada dua lampu jalan yang menyala yang lainnya sudah padam.
Woohyun sedikit menelan salivanya sebelum ia masuk ke gedung tua itu Woohyun menyalakan Samsung SIII nya sebagai alat penerang, tanpa rasa takut Woohyun pun berjalan memasuki gedung tua itu.
Woohyun mengarahkan hpnya ke segala sisi ruangan, gedung itu tak ada lampu sama sekali lantainya penuh dengan dedaunan kering yang berhasil masuk dari jendela, cat di dindingnya pun sudah kusam barang barang di gedung tua ini semuanya ditutupi dengan kain yang sudah tak jelas warnanya akibat debu yang menempel. Woohyun menaiki tangga yang ada di gedung itu mata Woohyun tak berhenti melirik kanan dan kiri untuk mengecek situasi setelah tiba di lantai dua langkah Woohyun terhenti ketika melihat sebuah monitor yang layarnya full dengan warna keabu-abuan, tiba tiba monitor itu menyalah dan menampilkan namjachingunya yaitu Kim Sunggyu yang tengah duduk lemah di kursi kayu pelipis kanan Sunggyu tengah mengeluarkan darah, darah itu terus mengalir dan membasahi pipi kanannya badannya diikat dengan tali putih besar begitu juga dengan tangan dan kakinya, Sunggyu sangat sulit untuk bergerak bahkan ia tak bisa berbicara karena mulutnya disumbat dengan lakban berwarna hitam.
“Sunggyu hyung~~” ucap Woohyun lirih, Woohyun mengerutkan dahinya ketika ada seorang pria yang tak asing lagi baginya mendekat ke arah Sunggyu ya orang itu adalah pria yang menusuk Woohyun satu bulan yang lalu. Pria itu semakin mendekati Sunggyu pria itu meremas kasar rambut coklat Sunggyu dengan tangan kanannya sehingga membuat Sunggyu mengangkat kepalanya.
“Woohyun ssi, ayo cepat selamatkan dia bukankan ini tugasmu!!” goda Pria itu pada Woohyun sambil melirik kamera yang tersambung dengan monitor lantai dua.
“Sunggyu hyung~~~!” saat ini Woohyun tidak bisa berbuat apa apa, ia menahan kekesalan di dalam hatinya Woohyun terus mengamati layar monitor itu gambar Sunggyu dan pria itu tidak terlalu jelas karena tidak ada lampu sama sekali hanya ada cahaya bulan yang sedikit masuk dari jendela. Pria itu pun terus menggoda Woohyun tangan kanannya lebih mempererat remasannya pada rambut Sunggyu, Sunggyu mengerutkan dahinya menahan sakit sedangkan tangan kiri pria itu perlahan menuju bibir Sunggyu dan membuka kasar lakban yang menempel sempurna di bibir tipis Sunggyu.
“Akkhh~!” rintih Sunggyu ketika lakban itu telah terlepas sempurna dari bibir tipisnya. Belum berhenti sampai disini Pria itu pun mengarahkan tangan kirinya ke bibir Sunggyu kemudia ia mengusap kasar bibir bawah Sunggyu dengan ibu jarinya.
“Yaaahhh!!! Geumanhae sekkiaa!!!!” suara Woohyun membahana di lantai dua akibat aktivitas pria itu.
Woohyun dengan cepat berlari ke ruangan dimana Sunggyu dan pria itu berada, Woohyun kembali menaiki tangga dan ia memeriksa satu persatu setiap ruangan yang ada di gedung tua itu.
“Panggkk!” Woohyun menendang dengan keras pintu yang terakhir ia temukan dan tidak salah dugaan Woohyun ia berhasil menemukan Sunggyu. Woohyun mendekati Sunggyu tapi tiba tiba “bughh~!” seseorang berhasil memukul keras pipi Woohyun ternyata orang yang Woohyun dekati itu bukanlah Sunggyu melainkan pria yang tidak diketahui namanya, pria itu mencoba menjebaknya. Woohyun terjatuh ke lantai tiba tiba penglihatannya menjadi samar samar dan akhirnya Woohyun pingsan, Pria itu langsung keluar dari ruangan gelap itu “ceklek!” ia mengunci Woohyun dari luar dan melemparkan sebuah gas dari luar jendela kemudian pria itu menutup rapat jendela itu.
Sunggyu mencoba mengangkat kepalanya yang dari tadi terasa berat ia melihat di sekelilingnya dan ia tidak mendapati pria yang telah menyanderanya.
“kemana pria brengsek itu pergi..” batin Sunggyu, tak menyianyiakan kesempatan Sunggyu pun berusaha untuk melepaskan ikatan dari tubuhnya ia menggoyang goyangkan badan kaki dan juga tangannya
“ayolahhh ~~~!” ucap Sunggyu sambil terus mengoyang goyangkan badannya. Usaha Sunggyu sia sia sampai ia melihat ada pisau yang menganggur di lantai entah dari kapan pisau itu berada di situ. Sunggyu meraih pisau itu dengan kedua kakinya kemudian menghimpitnya dengan kedua sepatunya ia meletakan pisau itu di meja yang tidak terlalu tinggi yang berada tidak terlalu jauh darinya Sunggyu langsung berdiri dengan kursi yang masih melekat di tubuhnya ia meraih pisau itu kemudian duduk kembali, perlahan Sunggyu mulai menggesek gesekkan pisau itu di tali putih besar dengan kedua tangannya. Beberapa menit kemudian “phank” Pria itu masuk keruangan tempat Sunggyu berada pria itu mendapati Sunggyu masih dengan posisi terikat dan masih menundukan kepalanya.
“Hmmm! Kau belum sadar juga..” ucap pria itu sambil berjalan mendekati Sunggyu, Sunggyu dapat mendengar dengan jelas langkah kaki pria itu, pria itu mendekatkan wajahnya di wajah Sunggyu pria itu mengangkat kepala Sunggyu sehingga jarak Sunggyu dan pria itu sama tinggi Sunggyu dapat merasakan deru nafas pria itu yang menyambar wajahnya.
“Kau manis ju---- Aaarghkkk~!!!” belum selesai melanjutkan kata-katanya pria itu berteriak histeris ketika Sunggyu dengan cepat merobek pipi kanan pria itu dengan menggunakan pisau, pria itu menundukan kepalanya dan menahan darah yang ingin keluar dengan tangannya.
“Shit!” umpat pria itu pelan sambil membuang salivanya ke sembarang tempat. Kemudian Sunggyu dengan cepat berdiri dari kursi yang dari tadi mengikatnya dan langsung melakukan kuda-kuda, sebenarnya Sunggyu telah menjebak pria itu.
Sunggyu membuka kakinya dan meletakan kaki kirinya di depan dan kaki kanan di belakang ia mengepalkan tangannya dan meletakannya tepat di depan wajahnya.
Sebenarnya Sunggyu agak takut melakukan hal ini tapi yah mau gimana lagi ia terjebak dan Woohyun masih belum datang.
“bugh bugh bugh bugh” Sunggyu melemparkan beribu ribu pukulan pada pipi pria itu sehingga pria itu tak berkutik kemudian Sunggyu menendang kepala pria itu sampai air liurnya keluar.
“hosh hosh hosh” nafas Sunggyu tak beraturan kemudian Sunggyu menghentikan aktifitasnya katika pria itu tergeletak tak berdaya.
Sunggyu dengan cepat keluar dari ruangan gelap itu setibanya di koridor Sunggyu mencium bau gas yang sangat tajam
“ekkhh! Bau apa ini” ucap Sunggyu sambil meletakan lengannya di hidungnya, makin lama bau gas itu semakin kuat karena penasaran Sunggyu mengikuti bau gas itu, Sunggyu terhenti di depan pintu coklat yang merupakan pusat dari bau gas itu. Sunggyu mengecek keadaan di dalam ruangan melalui jendela ia menajamkan penglihatannya, Sunggyu menutup mulutnya dengan tangan kirinya dan membelalakan matanya ketika ia mendapati namjachingunnya tengah terbaring lemah di lantai yang penuh debu.
“klek klek klek” Sunggyu berulang ulang membuka knop pintu cokelat itu tapi usaha Sunggyu sia sia.
“Woohyun~ahhh~!” gumam Sunggyu lirih, Sunggyu mundur beberapa langkah ia mencoba mendobrak pintu yang terkunci itu.
“Bhankkk” Pintu itu berhasil terbuka dengan cepat Sunggyu langsung berlari ke arah Woohyun. Sunggyu berlutut di samping Woohyun.
“Woohyun~ah, Woohyun~ah pali ireona” ucap Sunggyu kemudian menepuk nepuk pipi Woohyun. Woohyun tidak juga bangun Sunggyu melihat wajah Woohyun sudah penuh dengan keringat dan bibirnya sudah tak lagi merah seperti buah cherry. Sunggyu mengangkat kepala Woohyun dan meletakkanya di pangkuannya Sunggyu terus berusaha untuk menyadarkan Woohyun, hidung dan pipi Woohyun telah basah akibat air mata Sunggyu yang menetes.
“Woohyun~ah jebal ireona. JEBAL!” ucap Sunggyu dengan nada sedikit tinggi, Sunggyu kini membuka sedikit bibir tebal Woohyun dengan kedua tangannya kemudian mengarahkan bibir tipisnya ke arah bibir tebal Woohyun, Sunggyu memberikan oksigen pada Woohyun berharap Woohyun bisa sadarkan diri, berulang ulang kali Sunggyu melakukannya Sunggyu juga menekan nekan dada bidang Woohyun dengan kedua tangannya tiba tiba “uhuk uhuk~~!” usaha Sunggyu tidak sia sia, Senyuman menghiasi wajah tampan Sunggyu ketika melihat Woohyun yang berusaha membuka matanya.
“Woohyun~ah kau sudah sadar” ujar Sunggyu dan langsung memeluk erat Woohyun, Woohyun yang masih terbaring lemah membalas pelukan dari Sunggyu.
“Hyung~~ kita harus cepat keluar dari sini, bau gas di sini akan mengganggu pernafasan kita” ucap Woohyun sambil berusaha bangun dan di bantu oleh Sunggyu.
“eung!” Sunggyupun hanya mengangguk. Waktu Sunggyu membantu Woohyun untuk berdiri “ceklek~~~~” terdengar lagi suara seseorang yang tengah mengunci sebuah pintu.
“Yahh!! Sekiaaaa~~” teriak Sunggyu ketika melihat seorang pria misterius dari jendela yang berlari dengan menggunakan topeng berwarna putih. Pria misterius itu berhasil mengunci Sunggyu dan Woohyun di dalam ruangan tanpa lampu di temani gas yang semakin lama baunya makin kuat dan menyengat.
“Hyung~ kenapa dia lakukan ini padamu” tanya Woohyun yang tengah duduk dan menyandarkan kepalanya di dinding.
“mungkin dia salah satu pembunuh bayaran” jawab Sunggyu
“haaaaaa~~~~” Sunggyu menarik nafas berat
“aissssshhhh!!!! Memangnya mereka jumlahnya berapa sih!!!” teriak Sunggyu sambil melempar meja yang ada di dekatnya ke sembarang tempat.

Sunggyu mendekati Woohyun ketika Sunggyu melihat Woohyun yang tengah duduk dan melipat kedua kakinya di dada kemudian menenggelamkan kepalanya di sela sela kakinya.
“Woohyun~ah gwenchana?” Sunggyu mengusap kepala Woohyun kemudian duduk di sampingnya.
“Ani~~ aku merasa setiap nafas yang ku hirup tarasa berat” jawab Woohyun yang masih menenggelamkan kepalanya. Sunggyu mengangkat kepala Woohyun kemudian menggenggam pundak Woohyun dan mengarahkan tepat searah dengan Sunggyu.
“Woohyun~ah! Bertahan sebentar lagi, eoh!” Pinta Sunggyu air matanya senetes membasahi pipi chubynya kemudian Sunggyu memeluk Woohyun erat sambil mengusap ngusap punggung Woohyun, Woohyun pun menenggelamkan kepalanya di pundak hangat milik Sunggyu. Bau gas yang berbahaya mulai menguasai seluruh ruangan Sunggyu dan Woohyun menutup hidungnya dengan baju yang mereka kenakan.
“Hyung~ bagaimana kalau aku tidak bisa bertahan lagi?” tanya Woohyun dengan nada lemah. “ANDWAE!!” dengan cepat Sunggyu membalas.
“hyung~~ aku merasa huuu pusing huuu dan paru paru huuuu ku terasa huuu sempit” ucap Woohyun sambil berusaha mengambil nafas panjang. Badan, tangan, kaki, dan wajah Woohyun kini tengah berkeringat dan akhirnya penglihatan Woohyun menjadi hitam seluruhnya dan Woohyun pingsan kedua kali.
“Woohyun~ah! Woohyun~ah ireona!!!” Sunggyu memeluk tubuh Woohyun pasrah.

“BRUKHHH” terdengar suara sangat keras dari arah pintu, Sunggyu kaget dan mengarahkan pandangannya ke pintu wajah Sunggyu berbinar binar dan senyuman lebar terkembang di wajahnya, ia seperti melihat surga saat itu. Sungjong kerabat Sunggyu menobrak pintu coklat yang sedari tadi tertutup rapat.

“Sungjong~ah .......” Seru Sunggyu kemudian berdiri meninggalkan Woohyun dan langsung memeluk Sungjong.
“bagaimana kau-----.” Sungjong memotong kata kata Sunggyu.
“Hyung ini bukan saat yang tepat untuk bertanya, ayo kita selamatnya Woohyun terlebih dahulu” jawab Sungjong.
“ahh! Ne, kajja” Sunggyu dan Sungjong membopong Woohyun keluar dari tempat itu. Mereka berhasil keluar dari gedung tua itu dan mencari taxi lalu membawa Woohyun ke rumah sakit terdekat.

*Other side*
Dongwoo, Sungyeol, Myungsoo dan Hoya tengah berada di gedung tua itu untuk menghabisi para pria pria misterius itu yang telah menyiksa temannya. Mereka berpencar untuk lebih mudah mencari markas para pria itu.

To : Sungyeol <3, Dino, Hobaby
Sepertinya aku sudah menemukan dimana para pria itu berkumpul datanglah keruangan ******
Myungsoo mengirimkan pesan singkat kepada teman temannya. Beberapa menit kemudianpun mereka telah berkumpul di tempat Myungsoo berada. Mereka mengatur siasat terlebih dahulu.


“Okeh, siap??!!” Myungsoo memberi kode dan dibalas anggukan dari Dongwoo, Sungyeol dan Hoya.


Mereka menendang keras pintu yang tadi tertutup rapat dan kedua pria yang berada di dalam ruangan itu mengerutkan dahinya kesal.

“mwoya isekkiaaa!!! Umpat salah satu pria itu
“kau bilang ada apa?? Hah??? Apa kau tidak tau apa yang kalian lakukan pada teman teman kami? Hah!?” kini Hoya angkat bicara dengan ekspresi wajah yang sangar.
Tak menunggu lama Myungsoo langsung menendang keras perut pria itu mengakibatkan pria itu mundur beberapa langkah dan terjatuh ke arah kardus kardus kosong. Kemudian pria itu bangkit lagi dan memberikan pukulan pukulan keras ke arah wajah Myungsoo namun berhasil di tangkisnya dengan sempurna. Kini jarak antara pria itu dan Myungsoo sangat dekat.
“cih! Jadi kau hanya ingin menangkis pukulanku yah!! Goda pria itu sementara Myungsoo hanya menatap pria itu dengan tatapan mematikannya(?)
“aku mau lihat apakah dengan ini kau bisa menangkisnya” ucap pria itu kemudian mengeluarkan sebuah pisau dari saku celana bagian belakangnya. Myungsoo agak takut dengan aktivitas pria yang berada tepat di depannya ini.
“Akhhhhh!!!!” terdengar suara rintihan seseorang.
“kau terlambat pria jelek” sambung Sungyeol. Waktu pria itu mau menusuk Myungsoo dengan cepat Sungyeol menusuk pria itu dari belakang tanpa ketahuan tidak hanya satu kali Sungyeol menusuk pria itu, tapi dua tusukan berhasil mendarat di punggungnya, darah merah mulai membasahi baju hitam yang ia kenakan.
Pria yang satunya lagi tidak berani melawan akibat jumlah yang tidak memungkinkan, akhirnya pria itu memutuskan untuk kabur tapi nasib baik tidak berpihak padanya dengan cepat Hoya menahan tangan pria itu dan mendorong pria itu hingga jatuh.
“jebal! Biarkan aku pergi” ucap pria itu sambil menggesek gesekkan kedua telapak tangannya seraya memohon.
“cihh! Tidak akan!!” Ucap Dongwoo kemudian mengangkat pria yang lebih besar darinya itu untuk berdiri, Dongwoo menyandarkannya di dinding dan menonjok berulang ulang wajah pria itu hingga menimbulkan warna biru keunguan dan darah mengalir jari ujung bibirnya.
“Aku ingat betul apa yang kau lakukan pada kedua temanku!!” ucap Dongwoo di sela sela tonjokannya. Kini Wajah pria itu sudah tak lagi berbentuk akibat pukulan keras dari Dongwoo. Mereka menghentikan aktivitasnya ketika melihat kedua pria itu tergeletak lemah tak berdaya kemudian mereka memutuskan pergi dari gedung itu dan menyusul Sunggyu dan Woohyun.
“napeun jhasik!! Aku akan membalasmu~!!!” teriak salah satu pria itu ketika mereka mau keluar. Hoya menoleh ke belakang dan menatap sinis pria itu kemudia ia mengambil sesuatu dari saku celananya ternyata itu adalah sebuah senjata,
“dor dor~!” tak menunggu lama Hoya langsung menembak kedua pria itu sampai tak bernyawa.
“ouh! Kerja bagus Hoya ssi” ucap Dongwoo dengan senyuman evilnya. Kemudian mereka beranjak dari gedung tua itu.

At Hospital
“Ha.. ha...ha” Dongwoo, Myungsoo, Hoya dan Sungyeol mendengar suara seorang yang sedang tertawa seperti sedang mendengarkan sebuah lelucon dari sebuah kamar. Mereka memasuki kamar itu.
“Woohyun~ah kau sudah sadar!” seru Dongwoo dan langsung memeluk Woohyun erat.
“ahh~~ ne^^ ” balas Woohyun
“kata Dokter Han hari ini juga aku sudah boleh pulang” lanjut Woohyun.
“Chamkan! Apa Sunggyu hyung dan Woohyun telah jadian?” tanya Sungyeol penasaran, terlihat jelas kedua nama yang disebutkan tadi wajahnya tengah merah.
“Ehh?? Aniya!!” jawab Sunggyu mengelak
“iya! Memang kenapa?” tanya Woohyun dan Sunggyu menatapnya.
“Asahhhhh!! Yeah! Aku menang taruhan!” teriak Sungyeol gak jelas
“Yah! Kim Myungsoo ingat daging yang kau janjikan” lanjut Sungyeol
“Aish! Araesoh araesoh~~” ucap Myungsoo sambil mengerucutkan bibirnya.
“Mwoya~~” Sunggyu berpikir sejenak.

“Yahhhhh~~~~~~~~ Kim Myungsoo Lee Sungyeol! Apa kalian TARUHAN??!!”


The End

Label: , ,


Posting Komentar


PASTFUTURE
Hey!!!
[Hi guys,now you are in kpop area. I'm just an ordinary kpop fan who addicted to kpop XD I hope you enjoy being here and dont forget to leave your footprint at my cbox]

Walkie Talkie



My Status
Online 24/7 but I'm not a robot =D
My Story

D' Credits
Basecode : Inspirit's Baby
Template : Alia Eyra