FF / B.I - WINNER / YOU / One Shot
Rabu, 29 Juli 2015 • 09.18 • 0 comments
Author :
N.R
Rate : PG-15 Genre : Fantasy, romance Cast
·
Jisoo as you
·
Hanbin (B.I Ikon)
·
Jessica SNSD as Jisoo’s sister
·
Mark (Got7)
·
Jinhwan (Ikon)
·
Bobby (Ikon)
·
Yerin (15&)
·
Kang Saeron
·
Krystal (f(x))
-Flashback-
Terlihat raut kebahagiaan dari dua orang anak kecil yang tengah bermain di sebuah taman,
namun kedua anak lugu itu tak mengetahui bahwa hal yang tak terduga akan
terjadi, hari itu adalah pertemuan terakhir mereka
“Jisoo-ya”
Teriak wanita paruh baya.
“Ne eomma”
balas Jisoo lantang
“Ayo
sekarang kita pulang, kapan-kapan kita kesini lagi” ucap ibu Jisoo tersenyum
hangat ke arah Jisoo
Mata besar
Jisoo menatap Hanbin, ia melengkungkan bibir mungilnya.
“Hanbin-ah
maaf, sekarang aku harus pulang” Tutur Jisoo, suara lucunya berucap dengan
lembut seakan tak ingin mengecewakan sahabat dekatnya itu. Jisoo langsung
berlari meninggalkan Hanbin.
“Jisoo-ya!”
Teriak Hanbin, ia mengejar mobil Jisoo dan mengetuk keras kaca mobil yang
sedang melaju itu.
Dengan raut
wajah khawatir Jisoo dengan cepat membuka kaca hitam itu dan menatap Hanbin
bingung.
“Berjanjilah
padaku bahwa kita akan selalu bersama” Hanbin mengangkat jari kelingking
mungilnya yang diikuti oleh Jisoo.
“Ne” Mereka
berdua saling menautkan jari kelingking.
“Selamanya?”
Tanya Hanbin.
“Ne
selamanya” Balas Jisoo.
Hanbin
terus menatap mobil putih yang sedang melaju itu hingga tak terlihat lagi.
...
Jisoo dan
ibunya menikmati perjalanan pulang mereka, musik yang terdengar dari dashboard
mobil membuat hati Jisoo lebih tenang, sesekali Jisoo mengikuti lirik lagu itu
dan menggerakan kepalanya mengikuti alunan musik ballad yang dari dulu sering
ibu Jisoo putar.
“Eomma”
Panggil Jisoo menolehkan kepalanya.
“Hmm wae?”
“Kapan kita
akan pergi ke rumah Hanbin lagi?” Tanya Jisoo, dalam matanya masih terpancar
kesedihan , ia masih belum puas bermain bersama Hanbin dan sekarang ia
merindukan Hanbin. Tiba-tiba pikiran tentang Hanbin menghilang begitu saja
ketika Jisoo melihat gerombolan tanah dengan cepat jatuh ke arah mobil mereka.
Jisoo berteriak keras memanggil ibunya, penglihatan yang samar-samar karena
malam hari membuat ibu Jisoo bingung kemana harus mengarahkan stir mobil itu.
“JISOO-YA!!!”
Terdengar teriakan panjang dari ibu Jisoo, Jisoo meresa badannya terhimpit,
ternyata ibu Jisoo sedang memeluk anaknya itu sangat erat. Ia harus melindungi
anaknya apapun yang terjadi, bukankah itu tugas orang tua batin ibu Jisoo.
-12
Years Later-
Happy
birthday to you,
happy birthday to you, happy birthday to Hanbin, happy birthday to you.
Hari ini
Hanbin genap 18 tahun, senyum tak pudar dari wajahnya ditambah alunan lagu dari
teman-temannya membuat ia lebih bersyukur.
“Baiklah
saat ini Hanbin akan meniup lilin tapi sebelum itu buatlah permohonan terlebih
dahulu” Ucap seorang mc pesta.
Hanbin
menghembuskan nafasnya halus dan tersenyum tipis, ia segera menautkan jemarinya
menutup mata dan membuat sebuah permohonan.
“Aku ingin
bertemu dengannya” Gumamnya dalam hati.
-Jisoo
POV-
“APA!!?”
Pekikku saat beberapa angel datang menemuiku. Ya iyalah bagaimana aku tidak kaget
Raja memanggilku. Apa aku membuat kesalahan? Ku rasa tidak, tapi kenapa si tua
besar itu memanggilku?! Aish pikiran yang tidak-tidak mulai menggelayuti
pikiranku. Dengan berat hati aku menemui Raja.
“Jisoo
Angel” Kata Raja saat aku tepat berdiri di hadapannya.
“Kau
mengalami kecelakaan 10 tahun yang lalu dan merubahmu menjadi seorang angel
seperti ini” Ucap Raja dengan suara beratnya.
“Mulai hari
ini kau akan kuberi kesempatan untuk turun ke bumi dan kembali menjadi manusia”
Apa kalimat
yang baru saja ku dengar adalah perintah dari Raja? Sekarang tubuhku
benar-benar mematung, sepertinya nafasku berhenti mataku membesar menatap Raja.
“Ma-ma-manusia?”
Sial, saking kagetnya suaraku susah keluar. Aku berucap untuk memastikan yang
barusan ku dengar adalah benar.
“Tapi, saat
kau menjadi manusia maka ingatanmu mengenai angel akan terhapus”
-Author
POV-
Meja makan
telah tersaji dua buah sandwich dan dua buah orange jus segar yang siap
disantap.
“Sesudah
pulang kerja unnie akan menemanimu” Ujar Jessica kemudian menggigit sandwich
yang ia pegang. [Jessica adalah malaikat seperti Jisoo, tapi ia bertugas
menjadi malaikat penjaga di bumi dengan wujud manusia]
“Unnie akan
menemaniku kemana?” Tanya Jisoo.
“Jangan
bilang unnie akan menemaniku berbelanja kebutuhan sekolahku” Jisoo mulai
menebak-nebak.
“Memangnya
kenapa?” Heran Jessica.
“Sudah ku
duga” Jisoo mengunyah sandwich yang baru saja ia gigit. Pipinya penuh hingga
sedikit kesulitan untuk mengunyah.
“Tidak,
biar aku&%$#@ saja *&@%^%$^&*”
Jessika
menautkan kedua alisnya, tak tahu apa yang sebenarnya adik angkatnya itu
katakan.
“Kunyah
dulu makananmu..” Jessica hanya tersenyum geli.
Jisoo
mengunyah makanannya dengan cepat, menelannya membuat rongga mulutnya agak
mendingan.
“Pokoknya
jangan menemaniku, aku bisa pergi sendiri lagi pula aku sudah besar unnie.”
Jessica mengerti, ia mengaku bahwa ia terlalu overprotective pada adiknya itu.
Jessica mengangguk diakhiri pelukan Jisoo yang membuat Jessica selalu nyaman.
-Jessica
POV | Flashback-
Jessica
menemui raja yang sedang turun ke bumi dengan seorang wanita yang tak sadarkan
diri.
“Dia adalah
Kim Jisoo, seseorang telah memanggilnya” Gumam Raja. Ini adalah pertama kalinya
seorang angel turun ke bumi karena panggilan seseorang.
“Aku tahu
kau pasti bertanya-tanya kenapa bisa seorang angel turun ke bumi dan menjadi
manusia hanya karena seseorang di bumi memanggilnya” Raja mengetahui apa yang
aku pikirkan.
“Orang itu
dan Jisoo angel telah membuat janji saat mereka masih kecil dan janji itulah
yang membuat Jisoo angel menjadi manusia dan turun ke bumi” Sambung Raja.
Ternyata
karena itu, batinku.
“Lalu
bagaimana Jisoo angel bisa menemukan orang yang memanggilnya?” Aku bertanya
penasaran.
“Berikan
ini padanya saat waktunya sudah tiba” Raja tak menjawab pertanyaanku dan malah
memberikan aku sebuah kalung dengan buah gajah hitam kecil yang terlihat sangat simple namun elegan
“Tapi”
Tegas Raja.
“Jika orang
yang memanggilnya masih ingin di sisinya maka Jisoo angel akan menjadi manusia
selamanya dan kau Jessica angel akan menyudahi tugasmu dan akan menjadi manusia
selamanya.” Seketika perasaanku senang ketika mendengar kata manusia.
“Tapi
sebaliknya..” Perasaanku mulai tak enak.
“Jika orang
yang memanggil Jisoo angel sudah tak ingin berada di sisinya atau membencinya
maka Jisoo juga kau harus kembali menjadi angel selamanya” Aku menghembuskan
nafas kasar, aku tahu ini akan terjadi.
-Flashback
end-
“Tapi sebaliknya, Jika orang yang memanggil
Jisoo angel sudah tak ingin berada di sisinya atau membencinya maka Jisoo juga
kau harus kembali menjadi angel selamanya.”
Aku tak henti-hentinya
memikirkan perkataan Raja tadi, aku seperti kehilangan semangat, merasa tak
akan berhasil dengan kemampuanku sendiri. Menjadi manusia adalah keinginanku
dari dulu, tidak mungkin itu adalah keingininan semua angel. Tapi jika
dipikir-pikir pasti akan berhasil toh Jisoo dan orang yang memanggilnya adalah
teman dari kecil, menurut drama yang sering aku tonton besar kemungkinan jika
teman masa kecil terpisah akan berakhir dengan happy ending. Aku terkekeh kecil
menyadari pikiranku yang seperti anak kecil. Tak masalah jika berharap, bukan?.
-Jisoo
POV-
Aku
tersenyum-senyum tak jelas di ruangan sempit ini, melihat pantulan tubuhku di
kaca persegi panjang di hadapanku. Baju seragam sekolah yang aku aku
idam-idamkan terbalut sempurna di tubuh rampingku dengan rambut panjang yang
kubiarkan terurai. Aku segera bergegas keluar ruang sempit itu.
#BRUKK!
Kepalaku
bergerak kesana-kemari mencari sumber suara keras itu. Aku menggigit bibir
bawahku ketika melihat pria yang sedang meringis kesakitan, aku lebih panik
ketika menyadari bahwa pria itu kesakitan karena ulahku, kepalanya terbentur
saat aku membuka pintu. Tunggu dulu setelah dipikir-pikir kenapa juga pria itu
berdiri di depan pintu, Aihh lupakan yang harus aku lakukan sekarang adalah
menghampiri pria itu.
“Kau tak
apa-apa?” Ucapku sopan.
-B.I POV-
Sudah 20
menit aku berdiri menunggu orang yang ada di dalam keluar, aku mondar-mandir
hanya untuk menghilangkan pegal di kakiku, apa ruang gantinya hanya satu
disini? Aku mulai frustasi, aku ingin menyandarkan kepalaku di depan pintu
hanya untuk mengurangi rasa lelahku saja tapi tiba-tiba seseorang dari dalam
membuka pintu itu dengan cepat, bukan rasa lelah yang hilang, kini rasa sakit
pun mulai kurasakan. Aku meringis kesakitan sambil mengusap kasar kepalaku.
“Kau tak
apa-apa?” Seseorang menggangu aktivitasku, aku tahu ia adalah pelakunya. Jika
ia seorang pria pasti sudah ku maki mungkin sedikit menghajarnya, tapi sayang
ia seorang wanita pantasan lama sekali.
“Ahh Iya..”
Jawabku bohong.
“Mian aku
tidak tahu kalau ada orang di luar, itu pasti sakit ya kan?” Sambung wanita
itu.
“TIDAK!”
Geramku.
“Lagian aku
yang rasa bukan kau” Tambahku kesal, well aku tahu ini hanya masalah sepele
tapi wanita di depanku ini sangat sok tahu ditambah aku ini pria, pria sejati
tak boleh lemah.
-Author POV-
Hari yang
di tunggu-tunggu Jisoo untuk jadi populer pun tiba. Dengan senyum manis
mengembang Jisoo keluar dari mobil. Ini adalah hari pertamanya masuk sekolah
sejak Jisoo menjadi manusia.
“Kau akan
mengalami banyak keajaiban”Tutur Jessica setelah Jisoo turun dari mobil dan
langsung melaju.
-Jisoo POV-
“Pelajaran
hari ini akan di lanjutkan minggu depan” Huft, akhirnya Park sem keluar juga,
jujur saja semua yang di ajarkan Park sem tak dapat ku mengerti, mungkin karena ini
hari pertamaku.
“Hai,
namaku Kang Saeron” Tiba-tiba seseorang di sampingku mengajakku berkenalan, ia
langsung menyebutkan nama dan mengulurkan tangannya, aku pun dengan senang hati
langsung membalas uluran tangannya.
“Aku Jisoo”
Aku tersenyum ramah ke arahnya.
“Apakah
sekarang kita berteman?” Tanyaku lugu, aku terus menatap Saeron, aku menyukai
rambutnya, rambut bergelombang yang ia ikat dengan pita pink kecil.
“Hahaha!
kau lucu” Saeron tertawa, matanya melengkung membentuk bulan sabit lucu.
“Tentu
saja” Tambah Saeron.
Hari ini
adalah hari pertamaku duduk di bangku kelas dua SMA di Korea setelah pindah
dari Los Angles dan hari ini juga adalah hari pertamaku mendapatkan teman.
Aku bahkan tidak ingat masa-masa sekolahku dulu dan aku lupa siapa saja
teman-temanku waktu di Los Angles. Mencoba mengingat itu semua hanya membuat
kepalaku pusing.
Saeron
mengajak ku ke kantin, kebetulan hari ini aku sangat lapar. Di meja telah
tersedia beberapa makanan seperti tteokbokki, salad, susu orange.
“Selamat
makan” Ucap kami bersama, saat hendak mau makan ujung mataku menangkap hal
menarik di mulut pintu kantin. Wajah itu sepertinya tak asing, bingo! bukankah
itu pria yang waktu itu kepalanya terbentur pintu? Selera makanku perlahan
menghilang.
“Kau
kenapa?” Saeron menatapku bingung.
“Ah tidak,
aku hanya sedikit kaget melihat orang itu.” Aku melanjutkan aktifitas
tertundaku.
“Yang
mana?” Saeron mulai penasaran, aku langsung menunjuk orang yang ku maksud.
“Aigoo gak
usah pake nunjuk segala kali.”
“Wae?” Aku
bertanya, Saeron aneh tadi dia menyuruhku
untuk menunjukan orang yang membuatku kaget tadi sekarang ia malah mengomeli
ku. Bukankah dengan menunjuk kau bisa dengan mudah melihat orang yamg ku
maksud.
“Aww!” Satu
jitakan mendarat di pelipisku, aku merengek halus.
“Lihat!!
Sekarang mereka melihat ke arah kita” Pekik Saeron lalu menarikku pergi dari
tempat itu. Saeron menarik ku keluar dari kantin tapi kini ia malah
meninggalkanku, katanya ia ke toilet tapi tak juga kembali. Aku memutuskan
untuk pergi ke perpustakaan sekolah karena ku pikir Saeron pasti sudah berada
di tempat lain.
---
“Kenapa
dari semua buku yang aku ambil tidak ada gambarnya sih?” Setiba di perpustakaan
aku langsung mengambil asal buku-buku yang tertata rapi itu, sedikit kesal
karena isinya hanya penuh dengan tulisan aku ingin buku yang bergambar. Aku
menaru kasar buku tebal itu di tempatnya semula.
“Ini buku
pelajaran, bukan buku dongeng.”
Seseorang membalas perkataanku. Aku mengernyitkan dahiku. Kenapa pria itu
selalu berada di dekatku?.
“Kau pria
yang terbentur tadikan? Kenapa kau di sini?”
“YA!!
Bisakah kau tak mengungkit hal itu?”
“Mengungkit
apa?” Aku bertanya, orang ini juga aneh. Kenapa dia marah?
“Ohyah
kenapa waktu di kantin kau menunjuk ke arahku?”
“Aku hanya
tak menyangka kau akan satu sekolah dengan ku.”
“Lain kali
jangan berisik kau bisa mengganggu orang lain” Katanya tersenyum. Dia pria yang
aneh, setelah berkata seperti itu ia malah pergi.”
-Hanbin
POV-
“Ya! Dari
mana saja kau?” Seru Bobby saat aku baru saja tiba.
“Aku dari—“
Perkataanku terpotong.
“Aku lupa
menanyakan namanya” Ucap ku tak sadar. Aku memukul pelan kepalaku karena tak
ingat hal yang dari tadi menjadi alasan ku menghampirinya di perpustakaan. Aku
memang bodoh”
“Nama
siapa?” Tiba-tiba Jinhwan membuyarkan lamunanku. Ia bertanya dengan sangat
penasaran. Sebenarnya saat ingatan itu datang aku ingin kembali ke tempat
wanita itu, tapi sangat disayangkan Lee sem yang dijuluki sem yang paling tepat
waktu itu sudah datang.
-Jisoo
POV-
“Lucu.
Kenapa aku bisa kemari?” Aku berkata dalam hati. Aku mengikuti kakiku yang membawa
ku sampai atap sekolah. Kota Seoul terlihat sangat kecil dari atas sini.
Rambutku berterbangan kemana-mana karena angin berhembus sangat kuat, tapi aku
menyukainya. Aku mulai suka berada di atap sekolah, sangat tenang dan nyaman.
Aku mencoba naik ke pijakan yang lebih tinggi, aku ingin menemukan rumah ku
dari atas sini.
“Kyaaa!!!”
Cerobohnya aku, kakiku tergelincir mungkin karena badanku yang terlalu berat
padahal aku sangat rajin berolahraga. Mulutku refleks berteriak saat keras,
tubuhku mulai tak stabil dan aku sangat yakin pasti setelah itu aku akan
merasakan sakit seluruh bagian tubuhku dan aku hanya pasrah.
“Aku
jatuhkan? Kenapa tidak sakit” Aku berbicara dalam hati heran. Aku mencoba
membuka mataku perlahan.
“Kau!!?”
Aku berteriak dalam hati.
“Kau bisa
saja terbang tadi bukan jatuh” Ia berkata sambil melepaskan tubuhku.
“Gomawo...”
Aku tersenyum kecil.
“Simpan
saja rasa terima kasihmu” Balasnya dingin. Saat ini suasana menjadi canggung.
Mulut ku terasa beku, sulit untuk bicara. Kami terdiam sejenak.
“Kenapa kau
sendirian? Dimana temanmu?” Untungnya ia membuka pembicaraan, sementara dapat
mengusir rasa canggung yang kapan saja bisa kembali.
“Entalah,
tiba-tiba saja aku ingin kemari.”
“Kau
sendiri?” Sambungku.
“Mungkin
aku ditakdirkan untuk menolongmu” Aku mengerutkan dahi, tak mengerti dengan
perkatannya barusan. Namun aku berani menatapnya, sangat aneh, ia menatapku
sangat dalam.
---
Aku
di beritahukan oleh Saeron bahwa seongsaenim besar memanggil ku. Saat aku tiba
di ruangannya ku pikir aku melakukan sebuah kesalahan sehingga aku di panggil.
Tidak tahu seongsaenim besar memanggil ku hanya untuk memberikan aku beberapa
seragam sekolah.
"Kenapa
kau di panggil?" Tanya saeron saat
melihat ku kembali ke kelas.
"Hanya
memberikan ini" Kata ku sambil menunjukan barang bukti.
"Aku kira apa" Saeron tertawa.
Di
kantin. Aku senang menunggu Saeron yang
entah kapan selesai mengambil makanannya. Sambil menunggu aku melihat
sekeliling tepatnya orang-orang yang ada di kantin ini. Kali ini ada dua sosok
wanita yang menjadi topik pandangan ku. Saeron yang tidak tahu kapan dan dari
mana ia datang berhasil membuatku kaget bukan main.
"Hayo...
Apa yang kau lihat kali ini?" Sambung Saeron.
"Wanita
itu siapa?" Tanya ku memberikan sebuah kode mata agar Saeron tahu orang yang
ku maksud.
"Siapa?"
Saeron masih coba mencari kemana arah mata ku.
"Ahh
mereka, yang memakai bandau itu adalah krystal sedangkan yang di sampingnya itu
adalah Kim Yerin" Ujar Saeron pada ku.
"Mereka
berdua adalah yeoja yang paling populer di sini"
"Dan
mereka akan membuat perhitungan pada siapa pun yang berani mendekati B.I"
"Makanya waktu itu saat kau menunjuk B.I
aku langsung menarik mu karena aku tak mau kau punya masalah dengan ke dua
wanita itu" Kata Saeron panjang lebar. B.I? Oh jadi namanya B.I ,batin ku.
-Author Pov-
Krystal
tampak kesal karena orang yang tengah dia cari tidak menampakan diri.
"Dimana
B.I?"
"Di
kantin,perpus ,dan di lapangan tidak ada" saking kesalnya krystal
bicara tanpa titik koma pada teman-teman B.I yang ada di kelas.
"Kau
pikir kami ini orang tuanya?" Balas bobby berhasil membuat krystal tambah
kesal.
"Aigoo
orang itu" gerutu krystal dalam hati.
Jisoo
kembali lagi ke atap sekolah tapi kali ini adalah kemauannya sendiri.
"Sepertinya kau tidak takut jatuh" kata seseorang.-Hanbin Pov- -FlashBack-
Aku
tak sengaja melihat melihat wanita itu lagi sedang berjalan tak kenal arah.
"Mau
kemana dia?" Aku bertanya-tanya dalam hati dan memutuskan untuk
mengikutinya
-Flash Back end-
"Sepertinya
kau tidak takut jatuh" Kataku, aku mulai membuat tubuhku sejajar dengan
posisinya.
"Kau
suka tempat ini?" Tanya ku tapi malah di acuhkan wanita itu.
"Kenapa
kau bersikap dingin pada ku?" Heran ku.
"Apakah
kita berteman?" Balasnya polos .Aku tidak terkejut sama sekali dengan perkataannya
tadi malahan aku tertawa.
"Ada
yang lucu?" Dia mulai binggung.
"Ne,kau
itu lucu sekali" kataku masih tertawa.
"Aku?"
Gumamnya sambil menunjuk dirinya. "Hemmp" iya ku.
"Kau menayanakan apakah kita
berteman."
"Bisakah
aku bertanya padamu sekarang?" Sambungku kali ini menatapnya sangat dalam.
"Apakah
sekarang kita berteman?" Sambungku.
-Flash Back-
Angin di atap sekolah hari ini menjadi saksi dua
insan yang tengah berdiri berhadapan sambil menatap dalam satu sama lain.
"Apakah
sekarang kita berteman?" Tanya B.I serius.
"Tidak"
Jawab jisoo spontan. B.I tampak biasa saat jisoo berkata ‘tidak’ tapi hati B.I
berkata lain. B.I terlihat kesal bahkan terbayang dengan jawaban jisoo tadi.
Bobby dan Jinhwan binggung melihat tingkah temannya saat ini.
"Gwaenchana?"
Tanya Bobby.
"Kau
pikir aku baik-baik saja" Balas hanbin kesal dan itu membuat Bobby dan Jinhwan
binggung. Sebenarnya ada apa dengannya (B.I)?.
---
Malam ini
jessica telah menyediakan makan malam kesukaan Jisoo. Seperti biasa, Jisoo
selalu makan dengan lahap tanpa sisa.
"Bagaimana
sekolah mu?" Jessica membuka pembicaraan.
"Biasa
aja" Balas Jisoo ringan.
"Apa
kau memiliki banyak teman di sekolah?"
"Apa
semua teman mu disana baik-baik?"
"Siapa
yeoja dan namja paling terkenal?"
"Apa
kau terkenal di sekolah?" Jessica memberikan pertanyaan bertubi-tubinya.
Jisoo hanya tertawa melihat tingkah kakaknya yang super duper kepo.
"Unnie"
panggil Jisoo. Jessica terlihat diam sehingga ia tidak memberikan pertanyaan
yang masih ingin ia tanyakan pada adiknya itu. Lalu jessica melirik adik
kesayangannya itu.
"Apakah
Unnie tengah menginterogasi adik mu yang imut ini?"Canda Jisoo tersenyum.
Mendengar adiknya berkata seperti itu, jessica tersenyum malu karena ia baru
menyadari jika ia terlalu banyak bertanya.
"Maafkan
unniemu ini" Senyun Jessica.
"Gwaenchana"
Jisoo membalas senyuman Jessica dengan senyum termanisnya.
"Unnie
bisakah lain kali aku mengajak teman ku ke rumah?"
"Kenapa
kau menanyakan hal bodoh seperti itu? Tentu saja bisa! Kenapa juga unnie harus
melarang mu" Tukas jessica tersenyum. Makan malam hari itu hanya berjalan
seperti biasa. Jisoo selalu berhasil membuat kakaknya tersenyum.
1 year later.
Tidak terasa
Jisoo angel telah melewati 1 tahun di bumi dan jessica telah menjadi kakak yang
baik untuk adiknya. Selama Jisoo di sekolah ia cukup mencuri perhatian khusus
para siswa laki-laki di sekolah.
"Aigoo
kau tumbuh dengan cepati" kata jessica bahagia melihat adiknya sudah duduk
di banguku kelas 12.
"Ini
juga berkat bekal makanan enak yang selalu unnie buatkan untuk ku" Ujar
Jisoo. Jessica hanya tersenyum
Jisoo dan Saeron
sedang melihat nama mereka di ruangan guru.
"Kau di
kelas 12-2" Sahut Jisoo pada Saeron.
"Gwaenchana
lagian kelas kita hanya bersebelahan" Sambung saeron merangkul bahu Jisoo.
"Aku tak menyangka kita tidak satu
kelas" Ujar jisoo lagi, ia terlihat
patah semangat, satu tahun lebih persahabatan mereka membuat Jisoo merasa
nyaman berada di dekat Saeron, tapi Saeron tetap menyakinkan Jisoo bahwa mereka
berdua akan baik-baik saja. *emangnya kalian berpisah jauh? Hanya bersebelahan.
Jisoo 12-1,Saeron 12-2. Lol*
-Jisoo Pov-
Banyak yang
berubah di kelas ku sekarang. Dari ruangan, teman-teman dan tentunya tanpa
Saeron. Aku memilih duduk di belakang samping jendela dan kursi di sebelah ku
belum ada orang yang menempatinya.
"Ku
harap saeron disini" Mohon ku yang tahu jika itu tak akan pernah terkabul.
Mata ku tak sengaja melihat sosok yang aku kenal tengah berdiri di depan kelas
bersama teman-temannya. Saat ia memasuki kelas mata kami saling bertemu. Aku
merasa pernah melihat tatapan itu sebelumnya
"Tatapan
itu" ujar ku dalam hati.
-Author Pov-
Setelah
habis mengobrol dengan temannya, B.I langsung masuk kedalam kelas. Ia mendapati
jisoo tengah melihatnya dari belakang. B.I menghampiri jisoo dan langsung
tersenyum.
"Wae?" tanya jisoo heran karena B.I
datang-datang langsung tersenyum tak jelas ke arahnya.
"Seharusnya
aku yang bertanya begitu."
"Kenapa
dengan mu?" Sambung B.I tersenyum.
"Aku
kenapa?"Jisoo tambah binggung. B.I duduk di kursi kosong itu lalu menatap
Jisoo.
"Haruskah
aku bilang kenapa?" Tanya B.I menaikan alis kanannya. Jisoo masih menatap
b.i.
"Mengapa
kau tadi melihat ku sangat lama?" B.i melihat Jisoo seolah-olah ia adalah
seorang penjahat.
"Kau
juga melihat ku sangat lama tadi" balas jisoo.
"Aku
begitu karena kau duluan" B.i agak kesal dengan jawaban jisoo.
"Aku
begitu juga karena aku kaget" Jelas Jisoo. B.i pun binggung kenapa jisoo
kaget.
"Kaget?"
Binggung B.i lalu berpikir sejenak. "Ah.. aku tau"senyum B.i.
"Tau
apa?" Jisoo mengerutkan kedua alisnya.
"Karena
aku satu kelas dengan mu" Kata B.i terlalu percaya diri.
"Huh?"
Jisoo tampak bingung.
"Kau
juga pasti senang karena aku bukan hanya satu kelas tapi satu tempat duduk
dengan mu Iyakan?" B.I hanya bisa tersenyum. Jisoo sama sekali tidak mengerti
mengapa B.i bisa berbicara seperti itu. Saat Jisoo hendak membalas perkataan
B.I, B.I malah tidak memberikan kesempatan padanya.
"Aku
sangat ingat kata-kata mu dulu ‘apakah kita berteman’" Ucap B.I. Jisoo
langsung teringat kejadian beberapa tahun yang lalu yang hampir merenggut
nyawanya.
"Aku ingin
menanyakan itu sekarang" Iris tajam B.I menatap dalam mata bening Jisoo.
"Apakah
kita sudah berteman sekarang?" B.I Bertanya lagi. Dengan cepat Jisoo
menepuk jidat B.I tanpa izin dulu pada pemilik jidat tersebut. B.I hanya
terlonjak kecil.
“Sebelum aku
menjawab pertanyaan mu barusan aku ingin mengatakan sesuatu" Gumam jisoo.
"Pertama
aku tak peduli kau di tempatkan di kelas ini. Kedua pikiran mu yang mengira
kalau aku senang jika kau duduk di sini di sebelah ku itu salah besar"
Tambah jisoo.
"Bukannya
aku merasa tidak senang kau duduk di sini toh kau bukan musuh ku juga dan kursi
ini, bisa di tempati siapa saja. Jadi jika kau mengira aku senang itu salah
besar karena aku merasa biasa saja" Tambahnya lagi.
"Dan
pertanyaan mu tadi, ‘apakah sekarang kita berteman’?. Sebelum aku menjawabnya
aku ingin bertanya padamu ‘Apakah kau menganggap ku sebagai teman mu sekarang?"
Ujar jisoo. B.I menatapnya aneh B.I dan malah mengacuhkannya.
---
Jisoo dan Saeron
bertemu lagi saat jam istirahat tiba. Saeron menceritakan ketidak sukaannya
pada Kim Hana yang satu tempat duduk dengannya karena ia selalu menceritakan
kehidupan mewahnya pada Saeron.
"Ku
rasa kehidupan di kelas ku terlalu berlebihan" Keluh Saeron. Ia terlihat tak
bersemangat hari ini.
"Tidak
seperti kelas kita dulu" Sambung Saeron. Jisoo sebenarnya ingin mencerita
tentang perdebatan antara ia dan B.I tapi ia takut jika Saeron akan memarahinya
lagi seperti dulu.
-Flash Back-
Krystal
mendatangi Jisoo ke kelasnya. Saeron dan Jisoo yang melihat kedatangan Krystal
dan Yerin sontak binggung dan memilih membelalakan matanya.
"Kau"
Kata krystal pada jisoo. Jisoo yang menyadari jika orang yang di maksud mereka
adalah dirinya langsung berdiri.
"Ada
yang bisa saya bantu?" Tanya saeron dengan sopan tapi Krystal dan Yerin
langsung tertawa geli.
"Jangan
sok akrab deh kami bahkan tak mengenali mu" Tutur Yerin meremehkan Jisoo.
"Aku
tidak bersikap akrab kok dan aku juga tidak mengenal kalian" Balas Jisoo
santai. Wajahnya datar dan nada bicara yang santai. Saeron yang mendengar
perkataan Jisoo langsung berdiri.
"Are
you kidding me?" Tanya yerin tak percaya dengan apa yang dilontarkan
Jisoo.
"Ya!
Kang Saeron apa kau belum bilang padanya?" Pekik Krystal, ia mulai kesal.
"Jika
tak ada seorangpun boleh mendekati B.I selain aku?"Sambung Krystal dengan
menekan nama B.I, ia menyunggingkan senyum licik ke arah Jisoo.
"Apa
kau pacar B.I?" Kini jisoo yang balik tanya. Saeron yang di belakang jisoo
sangat khwatir jika mereka akan berakhir dengan perkelahian.
"Kau
ingin tau?" Tanya krystal.
"Tidak
juga, kalau itu bohong” Krystal ingin sekali membuat perhitungan dengan wanita
di depannya itu, tapi sayang saeron dengan cepat menarik Jisoo pergi.
"Kau
ini kenapa!?" Binggung jisoo saat sampai di taman belakang sekolah.
"Kau
tidak boleh membuat keributan dengan orang itu" Ujar saeron. "
“Dia
duluan"
"Orang
tuanya memberikan donasi terbesar di sekolah ini" Kata saeron yang tidak
di mengerti jisoo.
"Lalu
kenapa”
"Tidak
peduli siapa yang melakukannya duluan karena mereka tetap akan memihak pada
anak pemberi donasi bukan kau” Jisoo
mulai mengerti apa maksud dari omongan saeron.
"Bukannya
itu tidak adil" Balas jisoo.
"Ya itu
tidak adil tapi jika kau tetap bersikeras, kau di keluarkan"
"Aku
tidak masalah jika aku di keluarkan".
"Tapi
itu masalah buat ku" Balas saeron.
"Bagimu
keluar dari sekolah ini dan pindah ke sekolah lain sangat mudah karena keluarga
mu kaya. Jika pada akhirnya kau pindah lalu disini aku harus berteman dengan
siapa? Ke kantin dengan siapa dan menghabiskan jam istirahat dengan
siapa?" Tanya saeron. Bagi Saeron, Jisoo merupakan sahabat yang sangat
mengerti dirinya, ia terlanjur nyaman berasa dekat dengan Jisoo. jisoo pun
tersentuh.
"Semua
orang di sekolah ini selalu memamerkan barang branded mereka tapi kau
tidak" Saeron menatap jisoo penuh arti.
"Ku
mohon jangan mencari hal dengan krystal dengan begitu aku tidak akan sendirian
lagi" Tutur saeron memegang kedua tangan Jisoo. Jisoo mengerti maksud Saeron
yang menyuruhnya lebih tepatnya memintanya untuk menjauhi B.I sehingga ia aman
dari wanita bernama krystal. Dan mulai dari situlah jisoo tak pernah bertemu
lagi dengan b.i dan tidak lagi berurusan dengan krystal meskipun ia ingin
sekali bertemu dengan b.i tapi demi ketulusan saeron ia mau melakukannya.
-Flash Back end-
Saeron
memandangi Jisoo heran karena Jisoo sama sekali tak mengubrisnya dari tadi.
Jisoo hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri.
"Jisoo-ya?"
Panggilan Saeron berhasil membuat Jisoo keluar dari dunianya. Jisoo menatap
Saeron binggung.
"Kau
kenapa?" Tanya saeron. Jisoo tiba-tiba ingat bahwa dari tadi ia tidak mengubris
pembicaraan Saeron.
"Jisoo-ya!!"
Saeron mulai khwatir pada sahabatnya.
"Ti-
tidak" Jisoo hanya tersenyum polos.
"Aku
hanya lapar" Sambung jisoo tertawa sambil menepuk kecil perutnya yang sama
sekali tidak lapar.
"Maaf
sudah berbohong Saeron-ah"Jisoo bergumam dalam hati.
"Bukannya
tadi...." Jisoo langsung memontong pembicaraan Saeron dengan tingkah
bodohnya.
"Tiba-tiba
aku lapar lagi. Mau menemaniku?" Tanya jisoo menggunakan jurus andalannya
aegyo.
"Aku
teraktir" Sambung Jisoo dan berhasil membuat Saeron mengiyakan ajakannya .
"Kajja"
Ucap Saeron bersemangat
---
Sepulang
sekolah Jisoo tak berniat untuk melakukan kegiatan sehari-harinya, ia mengurung
diri seharian di kamarnya. Jessica yang dari tadi belum melihat adiknya berniat
untuk menghampiri adiknya di kamar berharap hal yang buruk tidak terjadi.
"Jisoo-ya"Jessica
memanggil adiknya berulang-ulang sampai ia berasa di kamar Jisoo.
"Unnie"
Balas Jisoo ketika melihat kakaknya berdada di mulut pintu kamarnya.
"Unnie
kenapa ke sini?”
"Lalu
kenapa seharian kau tidak keluar dari kamar mu?” Jessica bertanya balik.
"Apa
ada masalah di sekolah?"
"Tidak"
Jawab Jisoo berbohong. Jessica percaya pada adiknya itu hingga tak berniat
untuk bertanya panjang lebar. Namun Jisoo tetap menghabiskan sisa waktunya di
dalam ruangan pribadinya
Di tempat lain B.Imasih teringat perkataan jisoo di
kelas dan itu membuatnya sangat kesal.
-Flash Back-
"Bukannya aku merasa tidak senang kau duduk di
sini toh kau bukan musuh ku juga dan kursi ini, bisa di tempati siapa saja.
Jadi jika kau mengira aku senang itu salah besar karena aku merasa biasa
saja"
"Dan pertanyaan mu tadi, apakah kita sudah
berteman sekarang?. Sebelum itu aku ingin bertanya pada mu Apakah kau
menganggap akui teman mu sekarang?" Kata jisoo.
-Flash Back end -
"Aku menganggap
kau adalah musuh ku sekarang bukan teman!!" Seru B.I kesal. Saking
kesalnya B/.I melampiaskan qmqrahnya itu pada bantal guling kesayangannya.
-Jisoo Pov-
Ku lihat B.I
tiba duluan di kelap.
"Tidak
biasanya" Kata ku tapi dia tidak mengubris ku sama sekali.
"Baiklah"
Sambung ku lagi, merasa sedikit kecewa, tapi tak apa. Aku mengambil beberapa
buku dalam tas dan sesekali melirik B.I
"Wae?"
Tanya B.I tiba-tiba tanpa melihat ku. Aku langsung melihatnya dengan tatapan
kebinggungan.
"Kau"
Kata B.I kini melihat ku kemudian ia mengyentil jidat ku dengan sembarangan.
"Kenapa
kau melihat ku?" tanyanya. Sontak pipi memanas mungkin juga sudah memerah
karena ia menyadari kalau aku sesekali meliriknya.
"Aku
hanya penasaran" Balas ku.
"Penasaran?"
Tanyanya heran.
"Eoh
aku penasaran dengan apa yang kau lakukan" Jelasku. Jujur saja aku juga
tak tahu apa yang dari tadi ku katakan. Dia hanya memandangiku heran.
"Aku
binggung kenapa kau datang sepagi ini hanya untuk berdiam diri" Kata ku.
"Apa
kau mulai mengkhwatirkan aku?" Tanyanya yang berhasil membuat aku tertawa
geli dalam hati. Pria ini lucu juga.
"Tidak
juga tapi melihat kau yang terlalu percaya diri, sepertinya aku harus mengkhwatirkan
mu" Senyumku yang mendapat tatapan aneh dari B.I
---
Hari ini
junho seongsaenim selaku guru sejarah korea memberikan kami tugas. Jujur saja
aku sangat membenci yang namanya tugas, apalagi tentang sejarah korea, ayolah
sekarang kira sudah hidup di zaman modern.
"Kalian
harus mengumpulkan tugas yang saya berikan ini minggu depan " Kata Kim sem
yang mendapatkan tatapan tidak suka dari para siswa.
Junho sem juga menambahkan jika ini tugas kelompok
dan setiap kelompok terdiri dari 2 orang lalu Junho sem meninggalkan ruang
kelas begitu saja.
Siapa yang
tahu aku dan B.I satu kelompok karena tidak ada yang ingin menjadi partner ku.
"Kau
harus berterima kasih padaku" Ujar B.I. Saat ini kami sedang berada di
perpustakaan, kami bicara berbisik agar tak mengganggu pembaca lain/
"Untuk
apa aku harus melakukan itu?" Balas ku pelan.
"Ya!!
jika aku tidak menolak ajakan mereka lalu kau kelompok dengan siapa?" Kali
ini B.I berbicara dengan sedikit menekan.
”Bukankah
tadi Hana mengajak ku" Kata ku mengingat kejadian tadi.
-Flash Back-
Setelah sem
pergi tiba-tiba hana membalikkan badannya dan bertanya apakah aku ingin
berkelompok dengan nya. Aku ingin mengiyakan ajakannya tapi B.I datang
seenaknya dan langsung menolak tawaran Hana.
"Mian
Hana-ssi tapi Jisoo sudah bersama ku" Katanya tersenyum konyol.
-Flash Backend-
"Dan
kau-" Pekikku terpotong karena ucapan tiba-tiba B.I.
"Sudah
lupakan itu anggaplah tadi aku tidak menyuruhmu untuk berterima kasih" Katanya
yang terlihat lain.
Tugas yang
di berikan seonsaengnim terlalu susah hingga membuat kami berpikir terlalu
keras saat membuatnya.
"Aish
kenapa harus ada pelajaran sejarah sih!?" Tanya B.I yang tampak kesal, ia
mengusap kasar rambutnya berkali-kali berharap otaknya dapat menenukan cara
menyelesaikan tugas ini.
"Kau
terlalu banyak mengeluh" Balas ku enteng.
"Huh??"
B.i melihat ku penuh tanya.
"Kau
tidak bisa lihat!? Kita berdua sangat kebinggungan mengejarkan tugas ini"
Ujar B.I yang kekesalannya sudah memasuki level akhir.
"Kalau
kau orang korea kenapa kau malah binggung mengerjakan materi ini?" Tanya
ku
"Kau
memang orang korea dan aku pun juga tapi apa kita mengenal semua
sejarahnya.Tidak. Maka karena itu kenapa mereka membuat korea sebagai mata
pelajaran agar kita tau sejarahnya bukan hanya kita tinggal dimana dan hidup di
mana." Kata ku panjang lebar dan sedikit terbawa emosi. B.I melihat ku
acuh tak acuh karena aku berhasil membuatnya mati kutu.
"Kau
itu bagusnya jadi motivator ketimbang jadi siswa" Ujar B.I.
“Karena itu-"
belum aku menyelesaikan kalimat ku B.I dengan cepat langsung menarik tanganku,
aku tak tahu pasti kemana.
"Mau
kemana kita?" Tanya ku binggung saat ia membawaku dengan mobilnya. B.I tak
menjawab pertanyaanku.
Dia
membawaku ke suatu tempat lebih tepatnya di tebing jurang.
"Apa
kau ingin bunuh diri karena aku tadi menceramahi mu?" Tanya bodoh ku.
Ku lihat B.I
hanya terdiam sambil terus melihat pantai yang berada di bawah jurang.
"Setelah
kejadian itu dia mengikari janjinya sendiri" Kata B.I tiba-tiba. Wajahnya
berubah drastis. Apa yang dia bicarakan, aku sangat bingung. Tiba-tiba B.I
menatapku. Aku ingin mengeluh padanya untuk apa aku dibawa di pendalaman korea
maaf maksud ku sebuah desa dan hanya berhenti di sebuah tebing. Ku pikir ia
akan bunuh diri ternyata aku salah, dia membawa ku lagi ke pantai di bawah
jurang itu. Bunga mawar. Aku melihat 1 bucket bunga mawar merah yang terbungkus
rapi di pantai.
-Author Pov-
Jisoo menghampiri
bunga mawar itu. Ia bertanya pada dirinya sendiri.
"Siapa
yang meninggalkan bunga secantik ini di sini?" Tanya jisoo.
"Itu aku"
Balas seseorang. Ternyata itu B.I. Jisoo
menatap B.I dengan tatapan bertanya-tanya.
"Dia
mengingkari janjinya di sini" Ujar B.I parau. Ia menyunggingkan senyum
paksa pada wajahnya. Jisoo masih tidak mengerti apa yang di bicarakan makhluk
di sebelahnya ini. Dia lalu memgambil kesimpulan sendiri bahwa B.i pernah patah
hati karena kekasih yang mengingkari janjinya.
"Mungkin
begitu" kata ku dalam hati.
Tiba-tiba
longsor kecil datang menghampiri mereka.
"Awas!!!"
Teriak B.I menarik jisoo tangan Jisoo menjauh dari tanah-tanah serta bebatuan
yang runtuh itu. Sebuah bayangan kemudian terlintas di pikiran jisoo.
-Jisoo Pov-
B.i menarik
ku ke pelukannya dan berhasil menjauhkan ku dari longsor itu. Saat B.i menarik
ku ketempat yang lebih aman tiba-tiba bayangan hitam dengan teriakkan seorang
anak kecil tiba-tiba terlintas di benak ku.
"Eomma!!!"teriak
anak kecil itu dan terdengar seperti suara gemuru. Aku binggung kejadian apa
barusan. Aku seperti pernah mengalaminya tapi di mana?.
"Gwaenchana?"
Tanya b.i berhasil membuat bayangan hitam itu leyap.
"Huh?
Ne gwaenchana"ucapku sambil menunjukkan jika aku baik-baik saja.
"Eomma"
panggil ku dalam hati.
---
Jessica unnie
tampak begitu kaget saat aku menceritakan kejadian tadi dan menanyakan apakah
eomma betul meninggal saat aku lahir?.
"Ne"
adalah jawaban unnie.
"Ku
rasa itu hanya ilusi mu saja apalagi kau bilang itu terjadi saat terjadi
longsor" Kata eonnie.
"Tapi
kau tak terlukakan?" Sambung unnie.
"Ne"
Jawab ku tersenyum berusaha membuat Jessica unnie tak kawatir.
"Istirahatlah
kau pasti capek" Kata eonnie lalu beranjak dari tempat ini meninggalkanku.
"Ku
rasa itu bukan ilusi" aku menginggat kejadian tadi yang masih sangat jelas
di pikiranku. Perasaan yang takut dan sedih yang sangat jelas ku rasakan saat itu masih dapat ku ingat dengan jelas. Pelukan hangat eomma juga tak akan bisa ku hapus dengan gampang dari pikiranku.
"Eomma" Ucapku parau saat memanggilnya.
-Author Pov-
Kejadian
kemarin masih membuat Jisoo heran dan ia ingin menanyakan suatu hal yang membuatnya mati penasaran pada B.i.
"Kemarin
itu tempat apa?" Tanya jisoo saat mendapatkan waktu yang tepat untuk
bertanya. Jisoo menatap mata B.I lekat.
"Wae?
Apa kau menyukai tempat itu?" B.I bertanya balik.
"Kau
pikir aku akan menyukai tempat dimana aku bisa kapan saja terancam
bahaya" Jelasku.
"Hanya
saja....aku merasa......aku......" Karena perkataan Jisoo yang
terbelit-belit, B.I langsung mengambil alih pembicaraan.
"Kemarin
adalah hari di mana kecelakaan besar terjadi dan aku kehilangannya" Kata
B.i.
"Kecelakaan?”
"Malam
itu kami berdua harus berpisah karena rumah kami yang begitu jauh tapi saat
mereka dalam perjalanan pulang longsor besar datang dan mobil mereka jatuh
kedalam jurang yang kita kunjungi kemarin. Polisi mengatakan bahwa mereka hanya
menemukan satu wanita dewasa sementara dia menghilang" Jelas B.i pada
Jisoo.
"Dia
yang kau maksud siapa?"Jisoo penasaran.
"Sahabat
ku" B.I tersenyum pahit. Jisoo ingin sekali bertanya lebih dalam lagi tapi
ia langsung melunturkan niatnya karena ia melihat B.i masih belum dapat mengikhlaskan
sahabatnya itu.
Di sisi lain Jessica masih teringat dengan apa yang di ceritakan jisoo kemarin.
"Apakah
ini waktu yang tepat untuk memberikan ini" kata jessica sambil memegang
sebuah gelang. Ia menautkan kedua alisnya sembari memainkan gelang itu di tangannya.
-Jisoo Pov-
Saeron hari
ini ingin bermain kerumah ku karena kebetulan orang tuanya sedang berlibur ke
pulau jeju.
"Anyeonghaseyo
eonnie" Sapa saeron sopan. Ia membungkukan badan dan tersenyum ramah. Aku langsung mengambil beberapa cemilan dan membawanya ke kamar.
"Ayo..."
Ajak ku pada saeron.
"Eonnie
kami ke atas dulu"
Aku mengajak Saeron untuk duduk di atas bed besar milikku, Saeron menurut dan langsung membuka pembicraan. Saeron berbicara bahwa Krystal dan Yerin akan balik lagi ke Korea.
"Jinjja?" Sontak mataku terbelalak, pada detik-detik awal aku masih tak percaya dengan perkataan Saeron.
"Benar.
Dan dia pasti akan mencari masalah lagi dengan mu karena kau mulai dekat dengan
B.i" Jelas saeron.
"Kau pikir
aku yang mendekatinya?” Ucapku.
"Ani
maksud ku krystal pasti tau kalau kalian sekarang sangat akrab dia pasti akan
membuat ulah lagi" sambung saeron sedikit khwatir.
Note: Jisoo waktu itu sudah bilang pada Saeron
bahwa Jisoo satu tempat duduk dengan B.i dan jadi satu kelompok dengannya.
Saeron yang dulunya ingin Jisoo menjauh dari B.i kini sudah tidak
mempersalahkannya lagi karena Krystal dan Yerin harus mengikuti orang tuanya ke
amerika karena bisnis
"Dan
kau ingin melarangku sekarang?" Tanya ku.
"Tidak.
Aku malah tidak mau kau berpisah dengan B.i" Kata Saeron.
"Wae?
Bukanya dulu kau melarang ku?" Tanya ku menjailinya.
"Itu
dulu" jelasnya.
"Ku
lihat B.i menyukai mu" Sambung saeron yang membuat ku tertawa sekaligus senang
-Saeron Pov | Flashback-
Kelas tampak
sepi pagi ini dan tak segaja aku melihat Krystal ada di dalam kelas mereka yang
tengah meletakan sesuatu di kursi Jisoo. Aku ingin mencegah perbuatannya tapi
aku terlalu takut dan jisoo pun tanpa ku sadari sudah berdiri di belakang ku.
"Tumben
kau datang sepagi ini?" Tanya binggung Jisoo.
"Ayo!"
Tukas Jisoo dan menarik ku masuk. Aku ingin bilang pada jisoo tapi Krystal
terlanjur menyadari kedatangan kami.
"Jisoo
kemarilah ada yang aku ingin ku tanyakan" Panggil Krystal. Krystal
menyuruh Jisoo duduk namun hal yang tak terduga terjadi, krystal masuk ke
perangkapnya sendiri.
"B.I"
Kaget Krystal. B.I datang menghampiri kami lalu mendorong Jisoo dan menarik Krystal
untuk duduk di jebakkannya sendiri.
"Kau
duduk di sini dan ayo kita bicara" Kata B.i pada Krystal.
"Dan
kalian" Ujar B.i pada ku dan Jisoo
"Bisa
kah kalian keluar sebentar?" Tanya B.i dan tanpa berpikir panjang aku
langsung menarik jisoo keluar
Saat aku
tengah di tugaskan oleh Yang sem menaruh semua bola basket ke tempatnya semula,
tak sengaja aku melihat Krystal. Ia sudah diposisi di mana ia akan melemparkan
bola yang ia pegang ke arah Jisoo.
"Ji-".Aku
ingin memberitahu jisoo bahwa ada bola yang melaju mengarah ke arahnya tapi
tiba-tiba B.i datang. Bola itu mengenai badan B.i tanpa Jisoo sadari. Krystal
yang terkejut juga kesal akhirnya pergi. Selama aku melihat kejahatan krystal
pada Jisoo pasti B.I akan datang.
Makan di
kantin bersama Jisoo sudah seperti rutinitas yang wajib kami lakukan. Saat makan
aku tak segaja mendapati B.i selalu mencuri pandangan pada kami. Ku pikir hari
itu kebetulan tapi hari lewat hari aku selalu mendapati ia selalu melirik jisoo
dari kejauh saat di kantin,taman, atau pun saat dia melewati kelas kami. Apakah
ia menyukai Jisoo?
-Saeron Flash Back end-
-Jisoo Pov-
Unnie memberikan
ku sesuatu.
"Apa
ini?" Tanya ku heran.
"Bukalah”.
Gelang,sebuah gelang cantik terdapat dalam kotak itu.
"Unnie"
Panggil ku.
"Kenapa
kau memberikan ini? Ulang tahunkan masih tahun depan" Binggung ku yang tak
lepas pandangan dari gelang berbuah gajah itu.
"Apa
tidak boleh unnie memberikan hadia pada adik ku yang imut ini" unnie
mencubit pipi ku gemas.
"Eonnie"
renggek. Sebenarnya aku sangat senang diperlakukan layaknya anak kecil oleh
kakak ku sendiri. Ya, ku akui aku ini sedikit manja.
Eonnie sudah
pergi tapi aku masih belum melepas pandangan ku pada gelang yang pemberian
unnie.
"Gelang
yang bagus tapi kenapa aku merasa seperti pernah memilikinya?"
Sebuah
bayangan tak jelas datang lagi dan itu berhasil membuat kepalaku sakit. Aku
meremas kasar rambut panjangku, menutup mataku rapat-rapat berharap rasa sakit
itu segera hilang.
---
Sisa waktu
ku dan B.i untuk tugas sejarah korea tinggal 2 hari lagi dan tak menyangka
setelah beberapa perdebatan kecil yang kami lalui kami berhasil membuatnya.
"Akhirnya
kau bisa juga" Decak kagum ku padanya. Ku kira dia adalah orang paling
bodoh di kelas tapi sekarang dia sudah membuktikannya hari ini.
"Kenapa
kau tak minum?" Tanya B.i yang menyadari bahwa dari tadi aku sama sekali
tak menyetuh jus stowberry di depan ku.
"Ini
mengandung mint dan aku tak suka mint" Jelas ku.
"Kenapa
kau tak bilang pada ku supaya aku tadi menggantinya?" Ku lihat B.i cemas.
"Gwaenchana
lagian kalau aku tau itu mengandung mint aku pasti tak akan memilih jus
ini" Senyum ku dan dengan polosnya mengambil jus yang menjadi topik
masalah kami.
"Hanya
karena mangandung mint bukan berarti aku akan mati kan" senyum ku yang di
balas senyuman darinya.
-Author Pov-
Jisoo dan B.i
keluar dari kelas mereka tanpa ekspresi apapun. Apa yang terjadi? Mereka saling
memandang dengan perasaan bahagia dan saling bertepuk tangan.
"Kita
berhasil!" Jisoo tertawa bangga. Mereka berdua mendapatkan nilai A dari
Junho sem. Tanpa tahu kalau Jisoo menyuruh B.i merayakan keberhasilan mereka
dan B.i mengiyakannya.
"Gomawo"
kata jisoo senang. B.i lalu melepaskan kalung yang ia kenakan dan memberikan
langsung pada jisoo. Jisoo menatap B.i penuh dengan tanda tanya.
"Ini
hadiah untuk mu" Kata B.i. Jisoo terus menolaknya tapi karena kegigihan B.i,
Jisoo pun akhirnya menerima pemberiannya itu.
Ada yang
ganjil pada kalung itu, pikir jisoo.
"Kenapa
buah kalung itu sama dengan gelang ku?" Jisoo mengambil gelangnya yang
belum dia pakai di laci meja. Dia terus memperhatikan dua buah barang itu
dengan serius sampai membuat kepalanya sakit.
"Aku
mengenal kalian" Kata Jisoo pada gelang dan kalung itu.
Seorang anak
kecil datang berlari-lari dengan membawa kotak merah muda di tangan mungilnya.
"Hanbin-ah"
Teriak perempuan kecil itu masih berlari.
"Ini"
Ujar wanita kecil itu lagi saat ia sudah sampai.
"Kalung?"
Balas anak laki-laki itu binggung.
"Eoh.
Eomma ku memberikan ini katanya ini kiriman dari appa ku" Sambung anak
kecil itu bersemangat.
"Lalu
kenapa kau memberikannya padaku? Bukannya ini pemberian appa mu untuk mu
?" Tanya anak kecil itu melihat wanita kecil itu penuh dengan tanda tanya.
"Aku
tak suka kalung yang ukurannya panjang" Jelas wanita kecil itu.
"Jika
kau tak suka kalung itu, bisakah kau menyimpannya untuk ku sampai kalung itu agak
sedikit pendek?" Tanya wanita kecil itu memohon.
"Baiklah
aku akan menjaganya" Kata anak lelaki kecil itu sambil tersenyum. Jisoo langsung
terbangun dari tidurnya setelah mendapatkan mimpi itu. Jisoo mengambil gelang
dan kalung yang sama dengan mimpinya dari balik laci lemari belajar.
-B.I Pov-
Aku datang
ke tempat yang membuat hilangnya jisoo sahabat ku malam ini.
"Jisoo-ya,
maaf" Kata ku.
"Aku
hari ini telah memberikan kalung mu pada seseorang, aku memberikannya agar kau
tahu siapa orang yang ku sukai sekarang" Kata ku tersenyum.
"Apa
kau marah jisoo-ya?" Tanya ku berteriak tapi malah suara ombak yang
membalas pertanyaan ku.
"Aku
anggap suara ombak itu adalah jawaban mu bahwa kau tak marah" Tegas ku
senang malam itu.
-Authot Pov-
Jessica
sangat kaget dengan apa yang di ceritakan adiknya barusan. Jessica sangat
senang bahwa jisoo telah ingat masa lalunya tapi disisi lain ia binggubg harus
bagaimana menjelaskannya pada jisoo.
-Flasback-
Jessica
menemui King of angel dan menanyakan jika suatu hari ingatan jisoo kembali pada
apa yang harus dia perbuat?.
"Jika ia
menginggat masa lalunya katakan lah bahwa kau menemukannya di sebuah jurang dan
dari situ kau mengadopsinya" Kata Raja.
"Orang-orang
berfikir ia sudah tewas melainkan ia hanya hilang dan hanya terombang ambing di
laut karena itu aku membawanta ke tempatku" Kata Raja lagi.
-FlashBack end -
-Jisoo Pov-
Ku lihat unnie
sangat kaget saat aku meminta penjelasan siapa aku sebenarnya.
"Mian"
kata unnie sedih. Wae?,batinku binggung.
"Sebenarnya
unnie bukan unnie kandungmu". Aku cukup terkejut mendengar perkataan
Jessica unnie, aku tak tahu harus bertindak seperti apa.
"Eonnie
menemukan mu saat kau di jurang di tepi pantai, unnie tak tega melihat mu saat
itu dan unnie langsung berniat menjaga mu" Jelas Jessica unnie. Aku sedih
atas semuanya. Kenyataan di mana bahwa jessica eonnie bukan eonnie kandungku, B.i
yang ternyata hanbin, dan sebagainya. Aku ikut menangis saat aku melihat
jessica unnie meneteskan airmatanya.
"Unnie"
Panggilku lembut sambil memeluknya sangat erat.
"Gomawoyo
unnie" Kata ku dalam hati.
Beberapa hari
ini aku sangat ingin bersama B.i dari pada saeron karena aku tahu sekarang B.i
itu siapa.
"Gwaencha?"
Tanya B.i. Aku tau kenapa dia bertanya seperti itu karena dari tadi aku selalu
tersenyum-senyum sendiri.
"Ani, gwaenchana"
Balas ku masih tersenyum.
"Aku
mulai takut" Canda B.i.
"Kau
tak memakai kalung yang aku berikan?" Tanya B.i. Aku langsung melihat
kearahnya dan mengiyakan pertanyaannya barusan.
"Wae?"
Tanya dia lagi." Itu kan kalung ku bukan kalung mu" Jelas ku berhasil
membuat dia melihat ku heran. "Aku ingin kau tau sendiri siapa aku
sebenarnya" kataku dalam hari sambil melihatnya dalam.
Saat aku
berjalan di koridor sekolah aku dan B.i tak sengaja melihat krystal.
"Wow
itu bukannya Krystal?" Tanya B.i kurang yakin apa yang dia lihat tadi.
"Aku
juga lihat" Balas ku lalu melihat B.i.
“Kau tidak
akan menjauhi ku lagikan?" B.i melihat ku sambil menunggu jawaban dariku.
"Kau tahu
dari mana kalo aku menjauh dari mu?" Tanyaku balik.
"Itu
bisa terbaca dengan mudah dari gerak gerikmu" Jelasnya. Pintar juga
dia,kata batinku.
"Sekarang
sudah tidak karena aku yang tahu kamu duluan dari pada dia" Jelas ku
langsung pergi karena aku tau dia pasti binggung dengan apa yang aku katakan
tadi.
Saeron
memberitahu ku bahwa Krystal sudah ada di sekolah dan akupun bilang bahwa tadi
aku sudah melihatnya tadi di koridor sekolah.
"Aku
takut dia akan melabrakmu" Khawatir Saeron.
"Aku
tak akan membuat dia berhasil melabrak ku" Balasku. Karena aku yang
memiliki dia, Hanbin duluan, sambungku lagi dalan hati.
-Author Pov-
Krystal yang
mengetahui bahwa Jisoo dan B.i semakin akrab langsung mencari Jisoo dengan
perasaan campur aduk. Ia sudah cukup lama ingin bertemu jisoo saat salah satu temannya
melaporkan berita itu.
"Ya!!!
JISOO-ya" Pangil kesal Krystal. Jisoo berhenti saat seseorang memanggilnya
lalu ia melihat Krystal saat itu.
Kau ternyata
tidak bisa di ajak kompromi secara baik-baik yah?" Jelas krystal. Jisoo
hanya melihat Krystal datar.
"Kau
pikir aku disana tidak tau apa-apa tentang apa yang kau lakukan! Kenapa kau
mendekati B.i lagi?" Sambung krystal berteriak tepat di muka jisoo. Para
wanita itu tidak tau jika 2 orang pria tengah melihat mereka dari kejauhan.
"Kau
betul-betul ingin tau?" Tanya Jisoo balik. Krystal cukup terpanjing
amarahnya karena balasan jisoo tadi.
"Karena
aku mengetahuinya duluan dari pada kau" Jawab jisoo.
"Huh?"
Krystal terkejut mendengarnya lalu dia tertawa sinis.
"Kau
pikir aku orang bodoh yang percaya dengan kata-katamu" Tegas Krystal
dengan menatap Jisoo sinis.
"Kau
bilang padaku bahwa B.i adalah milik mu" Kata jisoo Krystal tersenyum sambil
membenarkan perkataan Jisoo tapi itu tak berlangsung lama.
"Tapi
apakah kau tau siapa nama B.i sebenarnya?"
"Bukankah
b.i adalah milik mu?" Tanya jisoo yang berhasil membuat Krystal mematung.
"Kau
bahkan tak tau nama B.i yang sebenarnya lalu mengapa kau menganggap B.i adalah
milik mu seorang" Kata jisoo agak sedik menusuk hati Krystal.
"Kau
yeoja pabo" Senyum kemengan Jisoo terlihat sekali saat dia meninggalkan
Krystal.
Jinhwan dan
bobby memberitahukan pada B.i tentang perkelahian antara Jisoo dan Krystal.
"Aku
tak pernah melihat Krystal sampe diam mematung begitu" Gumam Bobby meminum
jus apel yang tadi ia pesan.
"Hey B.i
apa kau menyembunyikan sesuatu pada kami?" Tanya Jinhwan.
"Huh?"
B.i heran.
"Selain
B.i apa nama lain mu?" Tanya Jinhwan lagi.
"Apa
yang kalian bicarakan?" B.i masih binggung.
“Jisoo tadi
mengatakan pada Krystal tentang nama lain mu" Kata jinhwan yang di iyakan
oleh Bobby yang masih menikmati jus apelnya.
"Apa
nama lain mu?" Tanya bobby setelah ia meminum habis jusnya.
B.I
memutuskan untuk mencari jisoo tapi tak kunjung ia temukan. Saeron bahkan tak
tau jisoo tengah berada di mana sekarang. B.I mencari jisoo ke atap sekolah,ia
berharap wanita itu ada disana.
-Jisoo Pov-
Aku
menghabiskan waktu istirahat yang ku punya di atas sekolah. Alasannya karena
ini adalah tempat yang bisa membuat ku tenang. Aku merasakan kehadiran seseorang
dan ternyata itu B.i. Aku sangat senang karena dia ada disini tapi aku binggung
kenapa ia hanya diam saja.
Aku mencari
B.i kemana-mana tapi sampai sekarang ia belum di temukan. Aku sudah menanyakan
pada Jinhwan dan Bobby di mana B.i bahkan mereka sendiri pun tak tahu
keberadaan sahabatnya itu.
"Apa
kau marah telah mengetahui kenyataannya"
"Hanbin"
kata ku kembali ke atas atap dengan perasaan sedih. Panas ku rasakan mulai mengelilingi bola mataku.
-B.I Pov | Flashback-
"Apa
ada yang salah?" Tanya jisoo melihat ku heran.
"Kau
orang pertama yang berhasil Krystal menjadi mati kutu" Kata ku sedikit
memuji.
"Kau melihatnya?"
Dia melihatku kaget.
"Aku
tidak tapi Bobby dan Jinhwan ya" Jelas ku. Lalu aku melihat kedua matanya
sangat dalam. Aku memegang tangannya tapi aku melihat ia memakai gelang yang sudah tak asing bagiku.
"ini
apa?" Tanyaku sambil sedikit menyentuh gelang itu.
"Apa
kau.....apa kau.... ji......ji...." Kata ku terbata-bata.
"Apa kau
jisoo? Jisoo sahabat kecilku?" Emosi ku sedikit memuncak. Aku sedikit menekan nada bicaraku karena perasaanku yang mulai tak stabil.
"Mian
hanbin-ah" Balasnya. Mendengar nama asliku di ucapnya itu menjawab segalanya bahwa
ia adalah Jisoo yang ku cari selama ini.
"Kenapa
kau tidak memberitahu ku dari awal?" Aku agak sedikit berteriak. Nafasku saat ini berhembus tak wajar. Perasaan yang tercampur menjadi satu antara senang, kecewa, marah, merasa bersalah membuat ku bingung apa yang seharusnya ku katakan.
"Apa
kau sedang mempermainkan aku?"
"Ini
tak lucu Kim Jisoo" Kataku masih shock dengan apa yang terjadi.
"Hanbin-ah"
Lirih jisoo sedih.
"Kau
pikir aku ini siapa?"
"Kenapa
kau menutupi ini semua?"
"Apakah
kau pikir aku ini bodoh?
"Apakah
aku tak berarti bagimu?
"Aku sangat kecewa jisoo". Lalu aku memutuskan untuk
pergi tanpa memberikannya penjelasan.
-Flash Back end-
Perasaan ku saat
mengetahui bahwa jisoo masih hidup sangat senang tapi di sisi lain aku merasa sangat
kecewa.
"Kau
tak suka mint,kau mengetahui kalung itu dan nama ku" Kata ku.
"Kenapa
aku begitu bodoh dan tak menyadari bahwa itu kamu"
"Kim
Jisoo"Sambungku masih begitu tak percaya.
-Author Pov-
Jisoo
menyadari kebodohannya dan hatinya kini terasa sakit. Jessica khawatir dan
merasa ada yang salah dengan adiknya lalu membujuk jisoo untuk mau
menceritakannya.
"Eonnie
hati ku sakit" Tangis Jisoo. Jessica pun menenangkan jisoo tapi dia takut
jika akhirnya mereka berdua akan menjadi angel lagi.
Jisoo
beberapa hari ini tak melihat sosok yang telah ia bohongi di sekolah bahkan
teman-temannya sudah mencemaskannya. Tak lama sebuah pesan masuk dan ternyata
itu dari jessica sang eonnie bahwa ia tak bisa pulang karena ada urusan
pekerjaan mendadak. Lalu jisoo memutuskan untuk ketempat yang pernah B.i bawa
sebelumnya.
-Jisoo Pov-
Sebuah
gemuru ombak dan angin yang saling berhembus menemani ku saat ini. Aku telah menginggat semuanya
tapi kenapa semuanya jadi seperti ini? Ada yang tersakiti dan ada yang di
kecewakan, batinku.
"Aku
bisa masuk angin jika masih berdiri disini" Aku berucap pada ombak
seperti orang bodoh. Aku sampai tidak sadar jika aku sudah seharian di tempat
ini. Aku pun beranjak untuk pulang tapi ternyata ada sosok yang tak asing lagi berdiri di belakang ku.
"B.I".
-Author Pov-
Jisoo kaget
karena malam sudah tiba. Ia lalu beranjak untuk pulang dan b.i tengah berdiri
di belakangnya.
-B.I Pov | Flashback-
Siang ini
aku berencana ke tempat biasa tapi aku melihat seseorang tengah berdiri entah
sedang apa dia. Aku ingin menghampirinya tapi hati ku berkata jangan. Jisoo
sudah berdiri selama 8 jam disana.
"Apa ia
tak sadar jika sekarang sudah malam?" Tanyaku.
-Flash back end -
"B.I!"
Kata jisoo. B.I menghampiri jisoo dengan melepaskan jaketnya dan memakaikan
jaketnya itu pada Jisoo
"Maaf
karena telah menutupi semuanya tapi aku juga tak tau harus memberitahukan mu
dari mana"Air mata Jisoo mengalir dengan sendirinya.
"Pertama
aku kaget mengetahuinya tapi aku tak bermaksud untuk membohongimu. Aku ingin
kau mengetahuinya dengan sendirinya sama seperti aku. Tapi aku tak mengira jika
ini semua tak seperti yang aku bayangkan"
"Maafkan
aku" Sesal jisoo.
“Aku juga
minta maaf" B.i menatap Jisoo dalam.
"Aku
terlalu egois" sambung b.i.
"B.I"
Panggil Jisoo menatap dalam B.i.
"Aku
sebenarnya B.i atau Hanbin" Canda B.i merubah suasana. B.I memegang kedua
tangan Jisoo dan menatap Jisoo serius.
"Aku
tak ingin kehilangan mu lagi jisoo-ya" Ungkap B.i.
"Aku
ingin menjadi seorang yang spesial untuk mu, kau mau?" B.i menyatakan
cinta dan jisoo sangat kaget mendengarnya.
"Hanbin-ah"
Panggil Jisoo menatap tak percaya.
"Aku
juga tak ingin kehilangan kau lagi" kata jisoo mencium hanbin.
(Ciuman menurut versi kalian.XD)
"Bisakah
aku memanggilmu dengan B.i saja?" Tanya Jisoo saat sudah melepaskan ciuman
mereka.
"Wae?"
Tanya balik B.i
"Aku
seperti di lahirkan kembali ke dunia ini dan aku dipertemukan oleh seorang
namja bernama B.i bukan Hanbin." Jelas Jisoo yang dibalas senyuman dari B.i.
"Jadi
aku ingin memanggilmu B.i dari pada hanbin araseo" Jisoo mengedipkan satu
matanya. "Ne araseo" balas B.i mengiyakan penjelasan Jisoo. Mereka
saling berpelukan dan menghabiskan waktu mereka di tempat itu sambil mengingat
masa kecil mereka.
-The End-
Label: About My Bias ♥♥, FanFiction
|
Hey!!!
Walkie Talkie
My Status
My Story D' Credits
|
Posting Komentar